Lokalisasi Terbesar di Indonesia, Sebagian Pondok Pesantren

 

  

 JL Pasar Kembang 

EDITOR   - Negara Indonesia dikenal dengan adat ketimurannya. Sehingga wajar saja, jika tradisi barat, seperti gaya busana, kehidupan sosial, dan aktivitas “malam”, sangat dibatasi dan diperhatikan oleh masyarakat Indonesia.

Namun siapa sangka, meski sudah sering dibubarkan, dan mendapatkan kecaman, nyatanya bisnis prostitusi masih saja ada di negara Indonesia. Dengan berdalih agar bisnis pelampiasan nafsu birahi ini tidak menyebar. Maka pelaku bisnis lendir ini, membuat tempat lokalisasi kian tumbuh subur.

Selain itu, berbagai fasilitas penunjang, seperti penginapan dan hotel yang murah, serta pernak pernik kebutuhan seks, seperti alat kontrasepsi yang dijual dibebas dipasaran. Seolah membuat pria hidung belang, tidak perlu susah-susah untuk melampiaskan libido biologis mereka.

Bersumber  EDITOR    berikut tujuh tempat lokalisasi terbesar di Indonesia, 

1 . Sarkem, Yogyakarta


Yogyakarta memang dikenal sebagai salah satu daerah, yang masih menjunjung tinggi adat serta tradisi Jawa. Namun di Yogyakarta, nyatanya juga masih ada tempat prostitusi. Tempat tersebut dikenal dengan sebutan Sarkem.

Sarkem sendiri merupakan singkatan dari pasar kembang. Tidak seperti namanya, disini yang dijajakan bukan tanaman bunga, melainkan “bunga-bunga malam”. Lokasinya tidak jauh dari kawasan Jalan Malioboro.

Belakangan diketahui, jajanan “malam” ini, sudah mulai beroprasi sejak jaman penjajahan belanda. Iya, apalagi tujuannya jika bukan untuk pelampiasan nafsu bejat para penjajah masa lalu tersebut.

2 . Saritem, Bandung

Bergeser ke Bandung, kota yang dikenal dengan sebutan paris van java ini, juga memiliki tempat prostitusi yang dikenal dengan sebutan Saritem.

Berlokasi di pusat kota Bandung, atau tepatnya diantara Jalan Astama Anyar dan Gardu Jati. Membuat lokalisasi yang satu ini, mudah dijangkau para penikmat seks komersial.

Meski banyak mendapat kecaman dari masyarakat. Nyatanya, Saritem tetap bertahan meski berkali-kali ditutup. Bahkan, bisnis (maaf) selangkangan disana, seolah sudah menjadi legal.

Belakanan diketahui, Saritem sudah ada sejak akhir abad 19 lalu. Dimana, saat itu bersamaan dengan pembangunan perlintasan kereta api. Ironisnya, lokalisasi yang satu ini, berada berdekatan dengan pesantren, yang bernama Dar Al Taubah. Jika dilihat secara sepintas, gapura tempat menimba ilmu agama tersebut, seolah menjadi pintu masuk menuju tempat laknat tersebut.

3 . Limisnunggal, Bogor

Tempat prostitusi ini, berlokasi di daerah Cileungsi, Bogor. Di tempat prostitusi ini, terdapat banyak sekali bangunan, yang khusus menyediakan kupu-kupu malam.

Meski berkali-kali dibubarkan oleh pemerintah setempat. Nyatanya, bisnis haram di Limisnunggal, tetap berjaya dan seolah bermetamorfosa menjadi bisnis legal.

Tidak hanya itu, yang paling membuat geleng-geleng kepala. Di prostitusi ini, lokasinya berdekatan dengan tempat pendidikan Sekolah Dasar. Pada umumnya para Pekerja Seks Komersial (PSK) di Limisnunggal, kebanyakan dari para pendatang dan perantauan.

4 . Sintai, Batam


Jika bagi kalian Batam dikenal karena menjual berbagai produk dengan harga miring. Kenyataannya, di daerah yang memiliki lokasi strategis itu, juga memiliki tempat esek-esek terkenal.

Lokasi yang berdekatan dengan negara Singapura, membuat Batam menjadi daerah yang menjanjikan untuk menjalankan bisnis. Selain properti, surga duniawi juga tersedia disana.

Bagaimana tidak, bak toserba yang menjual beragam barang. Di Sintai, juga menyediakan PSK dari lokal hingga mancanegara. Sontak saja, bisnis yang menjual tiket ke neraka ini, laris manis terjual. Saking banyaknya peminat, para PSK, dikenakan Pajak Penghasilan Negara (PPN) sebesar 10 persen, dari pendapatan yang diperoleh masing-masing PSK disetiap bulannya.

5 . Gang Sadar, Banyumas

Tidak seperti namanya, di salah satu gang sempit, yang berlokasi di dekat objek wisata Baturaden, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) ini, selalu dipadati oleh pria yang tidak sadar dengan dosa yang bakal ditanggung setelah “berkunjung”.

Iya, Gang Sadar memang menjadi tempat lokalisasi terkenal di Banyumas. Meski gang tersebut hanya memiliki lebar sekitar satu meter. Namun, ketika memasuki gang sempit tersebut, bisa membuat jantung seorang pria menjadi “deg-deg serrr”.

Bagaimana tidak, disebelah kanan dan kiri gang, dipenuhi kost yang berjejer rapi. Bukan hunian mahasiswa, di kost tersebut diisi dengan ratusan PSK.

Dari informasi yang dihimpun Editor  , diketahui jika lokalisasi ini sudah ada sejak tahun 1970 an. Didirikannya gang sadar, bermula dari kebutuhan para wisatawan, yang menginginkan adanya tempat wisata anti mainstream. Yaitu seks bebas.

Namun ada hal yang membedakan jika dibandingkan dengan tempat prostitusi lainnya. Di Gang Sadar, ada kebijakan bagi para pengunjung. Dimana mereka, tidak diperkenankan untuk bertransaksi dan “eksekusi” di gang sempit tersebut. Sehingga, para “kekasih” yang dibayar tersebut, melayani cinta satu malamnya di hotel maupun tempat penginapan di luar Gang Sadar.

6 . Kalijodo, Jakarta

Dateng ame nawar aje dulu, Kali aje jodo. Kalimat dengan logat betawi ini, sepertinya pantas untuk menggambarkan tempat lokalisasi, yang dikenal dengan sebutan Kalijodo.

Jika dilihat secara administrasi, tempat prostitusi ini berada di dua Kota. Yakni Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Disana, sedikitnya ada sekitar 60 bangunan. Bukan bangunan sekolah dan ibadah. Melainkan puluhan bangunan bagi para pria hidung belang, yang ingin melampiaskan kebutuhan biologisnya.

Berkedok kafe dan tempat karaoke. Pada bangunan sebanyak 60 itu, setiap gedungnya sedikitnya menyediakan sebanyak 15 hingga 20 perempuan yang bisa di “jamak” pria.

Seolah sudah menjadi surga dunia. Dulu setiap pengunjung Kalijodo, selain mendapatkan “kenyamanan” , mereka juga bakal mendapatkan keamanan. Sebab, ada banyak sekali pasukan keamanan, yang tidak mengenakan seragam, alias preman yang siap bertaruh nyawa, untuk menjaga tempat lokalisasi tersebut.

Selain memiliki mental, preman-preman itu, juga dibekali insting yang kuat. Belakangan diketahui, tim keamanan ini, selalu merasa curiga dengan situasi atau orang asing yang mendatangi Kalijodo.

Meski sempat berjaya, pemerintah provinsi DKI Jakarta saat itu, sempat menerjunkan tim gabungan dari Polri, TNI, dan Satpol PP untuk menertibkan tempat prostitusi tersebut.

7 . Gang Dolly, Surabaya

“Saya sudah pamit pada keluarga untuk menutup gang dolly hari ini, kalau saya mati ikhlaskan,” kata Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, yang dikutip oleh berbagai media pada 18 Juni 2014 lalu.

Iya, meski sudah ditutup, namun rasanya memang tidak lengkap jika membahas tempat lokalisasi, tanpa menyinggung gang dolly. Meski sempat ditutup sejak dua tahun lalu. Gang Dolly sempat menorehkan “prestasi” kelam di massa silam. Yakni menjadi tempat prostitusi terbesar se Asia Tenggara, bahkan mampu mengalahkan lokalisasi Patpong di Thailand, dan Geylang di Singapura.

Predikat tersebut rasanya tidak terlalu hiperbola. Sebab, Gang Dolly memang terbagi menjadi dua wilayah, yakni Gang Dolly itu sendiri, dan lokalisasi jarak yang bertempat di daerah berseberangan yang tidak jauh dari Gang Dolly.

Sedikitnya ada sekitar 800 wisma di Gang Dolly. Di wisma tersebut, terdapat Cafe Dangdut hingga pelayanan pijat plus plus

Dari data sensus di tahun 2014 silam, sedikitnya ada sekitar 1.500 PSK di Gang Dolly saja. Namun jika ditotal dengan lokalisasi jarak, jumlahnya mencapai sekitar 9.000 PSK

** Afridon

Posting Komentar

0 Komentar