Guru Tak Mau Swab, Oreste: Itu Namanya Pembangkangan




SIKABALUAN- Editor - Meski Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet sudah mengeluarkan surat edaran Nomor :420/1/BUP-2021 Tentang Penyelenggaraan Pembelajaran pada satuan pendidikan semester genap TA 2020/2021 di Mentawai tertanggal 2 Januari 2021 dimana sebagai persyaratan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kepada guru dan tenaga pendidik yang tidak libur maupun yang baru balik dari luar daerah telah dinyatakan bebas covid-19 berdasarkan hasil swab. Namun pada kenyataannya di lapangan masih banyak guru dan staf pendidikan yang tidak mengikuti swab test gratis yang tersedia di Puskesmas.

"Angka partisipasi dan kesadaran guru sangat rendah. Ini terlihat dari jumlah guru yang ikut swab test pada setiap jadwal Selasa dan Sabtu,” kata Marojahan Sitorus, Kepala Puskesmas Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara pada  Editor

Kata Sitorus, dilihat dari hasil pemeriksaan hasil labor Unand Padang dari sampel swab guru yang sudah mengikuti swab berdasarkan surat edaran bupati, ternyata penyelenggaran pendidikan sudah ada yang terpapar covid-19 baik yang sudah dinyatakan negatif maupun yang dinyatakan positif dan sedang menjalani karantina di ruang isolasi Puskesmas Sikabaluan.

Sekolah yang sudah mengikuti swab di Puskesmas Sikabaluan diantaranya dari SMAN 1 Siberut Utara, SMPN 1 Siberut Utara, SDN 12 Monganpoula. Sementara satuan pendidikan lainnya yang ada di Siberut Utara belum memiliki kemauan dan kesadaran untuk ikut swab.

"Dari sekolah yang sudah ikut terdapat guru yang positif. Artinya satuan pendidikan tidak aman dari covid-19. Maka perlu upaya bersama untuk memutus mata rantai covid-19", katanya.

Meskipun sekolah tidak melakukan PTM dan hanya memilih PJJ, namun tetap ada kontak fisik langsung maupun tidak langsung terhadap guru dan siswa. Misalnya bagi siswa yang PJJnya diluar daring maka akan mendatangi sekolah atau didatangi guru untuk mengambil dan memberikan tugas.

"Kecuali sekolah itu memang tidak punya upaya untuk memutus mata rantai dan sengaja melaksanakan PJJ saja sebagai pilihan yang mereka nilai dan anggap aman dan baik", katanya.

Salah seorang guru di SDN yang ada di Siberut Utara yang tidak mau dituliskan namanya mengatakan kalau dirinya belum mau mengikuti swab test karena guru di sekolahnya belum lengkap sejak masuk semester genap.

"Masih banyak yang di Padang. Jadi kami menunggu mereka agar berjalan serentak sehingga keputusan untuk PTM atau PJJ bisa diambil bersama,” katanya pada Mentawaikita.com, Jumat (22/1/2021).

Lebihlanjut katanya, masih banyak guru yang menganggap kalau covid-19 itu tidak ada dan akal-akalan. "Malah ada diantara kami yang tidak yakin akan covid-19 sehingga tidak mau mengikuti aturan yang ada karena jangan yang patuh saja ikut swab sementara yang lain santai saja,” katanya.

Sertu. Kennedy F Purba, Babinsa 01 Sikabaluan selaku anggota bidang penegakan hukum Satgas covid-19 Kecamatan Siberut Utara mengatakan bila pihak guru dan tenaga pendidik di Siberut Utara tidak mengikuti aturan yang sudah ada sesuai dengan surat edaran bupati, upaya paksa perlu dilakukan.

"Apalagi didalam surat edaran dan dinas terkait tidak memberikan sanksi tegas pada guru yang tidak ikut swab. Tapi pihak penegakan hukum hanya menunggu dan berkoordinasi dengan pihak puskesmas soal ini,” katanya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mentawai, Oreste Sakeroe mengatakan kalau ada guru yang tidak mau di swab otomatis tidak boleh masuk sekolah dan hal ini segera dilaporkan oleh kepala sekolah kepada korwil pendidikan untuk diteruskan kepada satgas kecamatan untuk ditindaklanjuti. "Itu namanya pembangkangan karena aturan ini diberlakukan secara nasional", katanya.

Martina Rika Siribere, salah seorang petugas kesehatan dari tim pengambilan sampel swab di Puskesmas sikabaluan mengatakan untuk pengiriman sampel swab pada Selasa, 19 Januari 2021 hanya 6 sampel swab. "Ini jumlah sampel swab yang terkecil dari tahun lalu hingga sekarang,” katanya. 

** Afridon

Posting Komentar

0 Komentar