Soal Tol Padang-Pekanbaru, Bupati Suhatri Bur: Berperan Mediasi Masyarakat terkaiy Pembedasan Lahan

 

 

 Bupati Padangpariaman Suhatri Bur


Parit Malintang,  Editor – Pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru memang banyak menemui kendala, terutama soal pembebasan lahan. Padahal semua pihak telah menyatakan komitmen mendukung proyek strategis yang dipercaya bakal meningkatkan perekonomian ini.

Kali ini, Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur yang mengatakan masyarakat di daerah tersebut mendukung pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra ruas Padang-Pekanbaru seksi I Padang-Sicincin. Sampai saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang Pariaman, kata dia, terus berperan memediasi masyarakat terkait pembebasan lahan.


“Secara prinsip, masyarakat mendukung seluruhnya. Yang namanya semua kepala orang kan sama hitam, pikirannya belum tentu sama. Tentu mereka perlu penjelasan. Alhamdulillah, sudah kita sentuh,” ujarnya saat ditemui wartawan usai menghadiri Musyawarah Daerah ke-XIII Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Sumbar, Rabu (27/3/2021).


Dia membantah kabar miring yang beredar bahwa masyarakat Padang Pariaman menolak pembangunan proyek strategis nasional tersebut. Hanya saja, lanjut dia, masyarakat meminta ganti rugi lahan dilakukakan secara adil. Meski demikian, tutur Suhatri, upaya ganti rugi masih terus berjalan.


“Sampai minggu kemarin, kita masih melakukan ganti rugi. Memfasilitasi, ya. Bukan dari kita dananya. Kita hanya memediasi saja. Alhamdulillah,” jelasnya.

Dia berharap pembangunan jalan tol bisa selesai secepatnya

Sebelumnya diberitakan pembangunan jalan tol sesi Padang-Sicincin sudah dilaksanakan selama tiga tahun. Namun, menurut Manajer Pembangunan dan Pelaksanaan Jalan Tol Padang-Sicincin Berlin A Tampubolon, progresnya baru mencapai 37,98 persen.


Diketahui, jalan tol Padang-Sicincin sendiri sepanjang 36,6 kilometer. Berlin mengatakan sekitar 20 persen dari progres pembangunan jalan tol tersebut merupakan pengerjaan konstruksi sepanjang sembilan kilometer.


“Di mana yang sembilan kilometer itu, tujuh kilometer kita bekerja di jalan yang telah bebas dan dua kilometer kita kerja di lahan yang seizin masyarakat,” sampainya, Sabtu (13/2/2021).

Sementara 17,98 persen progres pembangunan jalan tol merupakan pengadaan material-material pabrikan seperti tiang pancang, girder, dan barrier. Material pabrikan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan jalan sepanjang 30 kilometer.


Dalam mengerjakan pembangunan jalan tol tersebut, pihak kontraktor terkendala pembebasan lahan. Dari 36,6 kilometer rencana pembangunan jalan tol, baru tujuh kilometer lahan yang benar-benar bebas.


“Dan tujuh kilometer ini pun bebasnya secara spot-spot sehingga kita tidak bisa bekerja secara terus-menerus,” jelasnya.


** Afridon




Posting Komentar

0 Komentar