Fakta Seputar Tanjakan dan Tikungan Sitinjau Lauik



Padang,  Editor  – Jalan layang atau fly over akan dibangun di Sitinjau Lauik, jalan Padang-Solok. Kepastian soal rencana itu disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa saat mengunjungi Sumbar.


Tanjakan dan tikungan di Sitinjau Lauik merupakan salah satu jalan yang paling berbahaya dan rawan kecelakaan. Pembangunan fly over adalah salah satu cara mitigasi kecelakaan.

merangkum fakta seputar tanjakan Sitinjau Lauik dirangkum dari berbagai sumber.

Pemandangan Laut di Ketinggian

Tanjakan Sitinjau Lauik berada di atas ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Berkendara di sini, akan disuguhkan pemandangan kota dari ketinggian. Selain itu, dinamakan Sitinjau Lauik, karena dari beberapa lokasi di Sitinjau Lauik dapat memandang keindahan laut Pantai Barat Sumatra.


Perlu Kehati-hatian Ekstra

Tanjakan Sitinjau Laut merupakan salah satu tanjakan yang sangat curam. Kemiringan tanjakan ini yaitu 45 derajat. Menjadi penghubung Padang-Arosuka-Solok, tanjakan ini banyak dilalui oleh bus dan truk besar. Oleh karena itu, perlu kehati-hatian yang ekstra saat berkendara di jalan itu.


Selain itu, ada aliran sungai kecil di pinggir jalan. Meskipun kecil, aliran airnya cukup deras apalagi kalau sedang musim hujan. Terdapat belasan titik yang berpotensi longsor terutama ketika curah hujan tinggi.


Penghasil Pundi-pundi Rupiah

Pemandangan seputar bus dan truk saat melintasi Panorama I menjadi salah satu tontonan yang diminati di Youtube Indonesia. Ada banyak orang yang merekam keadaan lalu lintas di Sitinjau Lauik lalu mengunggahnya ke Youtube. Adapun isi video berisi lalu lintas kendaraan terutama truk dan bus naik turun tanjakan yang menikung. Video lain yang memiliki banyak penonton yaitu tikungan Panorama saat hujan lebat, atau momen kecelakaan yang berhasil terekam di kawasan itu.


Rel Kereta Api Padang-Sawahlunto Memutar ke Lembah Anai

Untuk mengangkut batu bara dari Sawahlunto ke Pelabuhan Teluk Bayur, pemerintah kolonial Belanda membangun jalur kereta api. Jalur yang dibangun dari Emmahaven (Teluk Bayur) menuju Sawahlunto, melewati Padang Pariaman, Kayu Taman, Padang Panjang, melintasi Danau Singkarak, Solok, Silungkang menuju Sawahlunto. Menjadi pertanyaan, kenapa tidak melalui Solok yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan jalur yang dipilih.


Jalur Padang-Solok yang notabenenya melewati Sitinjau Lauik memiliki tanjakan yang lebih tinggi dibanding tanjakan Padang Panjang. Berdasarkan kemampuan laju kereta maka jalur melintasi Padang Panjang adalah pilihan yang paling tepat

** Afridon

Posting Komentar

0 Komentar