Kasus Corona di Sumbar Meledak Diduga Kuat Akibat Varian Delta


Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand        dr. Andani Eka Putra, 


Padang,  Editor  – Varian baru virus Corona, Delta (B.1617.2) diduga kuat telah menyebar di Sumatra Barat (Sumbar). Inilah kemungkinan besar yang menyebabkan kasus infeksi Covid-19 melonjak tajam sejak empat hari terakhir di Sumbar.

Dengan rata-rata pertambahan kasus di atas 500 kasus per hari dan berdasarkan evaluasi sejumlah indikator kesehatan masyarakat selama sepekan terakhir, hari ini (4/7/2021), Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 telah menetapkan status Sumbar adalah zona merah atau risiko tinggi penyebaran Corona.

“Besar dugaan di Sumbar sudah dipenuhi oleh varian Delta. Ciri khas varian ini adalah waktu perkembangan yang cepat, inkubasi lebih pendek, 3-4 hari, sehingga jumlah virus sangat tinggi di fase puncak,” kata dr. Andani Eka Putra, Tenaga Ahli Menteri Kesehatan temuai Ruang kerja Senin ( 5 /7/2021 )

Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand, ini menjelaskan, penyebaran virus ini 6-8 kali lebih cepat dibanding D614G atau (varian Corona) Wuhan.

“Data ini mungkin sinkron dengan GISAID Indonesia, di mana hingga saat ini lebih dari 90% varian di Indonesia adalah Delta,” ujar Andani yang baru saja pulih setelah sempat terinveksi Corona.

GISAID sendiri adalah singkatan dari Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data, merupakan inisiatif kerja sama antara pemerintah Jerman dengan organisasi nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan akses terhadap berbagai informasi genetik virus-virus yang menyebabkan epidemi seperti flu. GISAID telah mengumpulkan data Covid-19 dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dugaan kuat Andani soal menyebarnya varian Delta di Sumbar, juga berdasarkan temuannya sendiri yang memeriksa PCR (polymerase chain reaction) pasien Covid-19 di Sumbar.

“Beberapa hari terakhir saya menemukan kasus pasien wafat dengan Covid-19 namun CT (Cycle threshold)-nya di bawah 30. Ini tidak biasa, karena umumnya CT value pasien kritis di atas 30 atau bahkan negatif. Jika kita lihat juga CT value awal, rerata di bawah 15, yang menggambarkan proses infeksi yang cepat,” ungkapnya.

Semakin tinggi CT value, berarti viral load atau jumlah virus dalam tubuh pasien tersebut semakin sedikit. Sebaliknya, jika CT value rendah berarti jumlah virusnya banyak.

Berdasarkan temuannya itu, Andani mengimbau masyarakat untuk saling mengingatkan dan menjaga protokol kesehatan.

“Bapak dan ibu agar lebih waspada, ingatkan keluarga untuk di rumah saja.

Jika ada salah satu anggota keluarga yang demam segera lakukan isolasi mandiri dan swab PCR. Klaster keluarga cukup banyak di Padang,”  Imbuh Andani.


Sebelumnya, Padangkita.com juga telah memberitakan tentang kemungkinan masuknya varian Corona, Delta ke Sumbar. Sebab, mobilisai masyarakat Sumbar ke daerah-daerah di Pulau Jawa, terutama DKI Jakarta, tidak terkontrol. 


** Afridon


Posting Komentar

0 Komentar