MAHYELDI ; SISWA KELAS 3 SMA MASUK ASRAMA UNTUK FOKUS PERSIAPAN MASUK PERGURUAN TINGGI TERKEMUKA


Gubernur Sumbar, Mahyeldi, bersilaturahmi dengan jajaran pendidikan di SMA Negeri 1 Solok Selatan, Minggu (4/7/2021).


  Sumbar,  Editor   - Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi mewacanakan seluruh siswa kelas 3 SMA di daerah ini wajib masuk asrama untuk mempersiapkan diri menembus perguruan tinggi ternama, di dalam dan luar negeri.

"Setahun terakhir anak-anak ini benar-benar digembleng. Tujuannya masuk perguruan tinggi ternama dalam dan luar negeri sehingga nanti generasi masa depan Sumbar benar-benar berkualitas," katanya saat bersilaturahmi dengan jajaran pendidikan di SMA Negeri 1 Solok Selatan, Minggu (4/7/2021).

Gubernur menilai mempersiapkan masa depan generasi muda tidak bisa hanya menjalankan sistem yang sudah ada tetapi harus benar-benar disiapkan dan direkayasa, salah satunya dengan pendidikan di asrama. Wacana itu tidak bisa hanya dilaksanakan oleh Pemprov Sumbar meskipun kewenangan SMA/SMK dan SLB berada di provinsi. Dibutuhkan sinergisitas dengan Pemerintah Kabupaten atau Kota karena siswa yang akan digembleng adalah warga daerah yang nantinya juga akan berkontribusi pada kemajuan daerah.

Pembangunan asrama diharapkan dukungan Pemkab/Pemko selain anggaran dari provinsi. "Kalau ada sekolah yang areanya cukup luas, bisa segera direncanakan untuk pembangunan asrama ini," ujarnya.

Mahyeldi menyebut untuk menyambung kuliah di luar negeri, akan dikomunikasikan dengan MInang Diaspora yang jaringannya sangat luas, terdapat hampir di semua benua. "Kalau misalnya mau kuliah di Inggris atau Amerika, kita akan hubungi perantau kita yang tergabung dalam Minang Diaspora di sana," katanya.

Sementara untuk SMK yang orientasinya adalah dunia kerja, perlu pula dilakukan penyesuaian-penyesuaian untuk meningkatkan kapasitas lulusan sehingga benar-benar bisa diserap oleh dunia kerja. "Kalaupun tidak bisa masuk lewat kurikulum pokok, kita masuk lewat muatan lokal atau program-program lain yang memungkinkan," katanya. Jika hal itu tidak dilakukan, maka lulusan SMK akan tetap menjadi penyumbang tertinggi angka pengangguran di Sumbar.

Fasilitas penunjang untuk kerja praktek harus disiapkan di sekolah. Jika jurusannya adalah bisnis, maka disiapkan semacam tempat perdagangan yang bisa menampung siswa untuk praktik secara langsung. Demikian pula bila jurusannya pertanian atau peternakan. Harus ada tempat bagi mereka untuk belajar secara langsung agar kualitas yang diinginkan itu bisa tercapai. "Bahkan kalau memungkinkan untuk siswa SMK yang benar-benar memiliki kemampuan, saat lulus diberikan insentif berupa modal kerja. Coba dijajaki bagaimana caranya," ujarnya.

Bupati Solok Selatan, Khairunas, mengatakan pihaknya siap untuk berkolaborasi dengan provinsi untuk mempersiapkan generasi masa depan berkualitas. Ia memahami siswa dan guru adalah masyarakatnya karena itu wajar jika kabupaten ikut membantu meski secara administrasi, SMA/SMK/SLB merupakan kewenangan provinsi.

Terkait sekolah ia meminta agar dilakukan peningkatan akreditasinya. SMA ada 11 sekolah di Solok Selatan. Enam sudah akreditasi A, tiga akreditasi B dan tiga lagi C. Lima SMK negeri dan satu swasta masing-masing masih akreditasi B. "Kalau bisa dibantu agar akreditasi semua sekolah bisa A," ujarnya.

Ikut hadir dalam acara itu Wakil Bupati Solok Selatan, Ketua DPRD Solok Selatan, anggota DPRD Sumbar, Nurfimansyah, Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Adib Alfikri, Plt Sekda Solok Selatan Doni Samulo, UPTD Dinas Pendidikan di Solok Selatan dan para guru SMA, SMK dan SLB di daerah itu.


** Afridon

Posting Komentar

0 Komentar