Jakarta, Editor - Hari ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 per semester I dalam Rapat Kabinet Terbatas. Bendahara Negara menyebut penerimaan negara membaik sementara belanja tumbuh signifikan.
Pada Senin (5/7/2021), Sri Mulyani mengatakan total penerimaan negara yang terkumpul pada Januari-Juni 2021 adalah Rp 1.886,9 triliun. Naik 9,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
"Pendapatan negara ini dibandingkan tahun lalu kontraksi. Ini ada kenaikan tinggi dan bagus," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers usai rapat.
Total penerimaan perpajakan, lanjut Sri Mulyani, terkumpul Rp 557,8 triliun atau 45,4% dari target. Ini berarti naik 4,9% yoy, jauh membaik dibandingkan semester I-2020 yang mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sampai 12%.
Penerimaan pajak, tambah Sri Mulyani, masih tumbuh mendekati -5%. Meski negatif, tetapi sudah lebih baik ketimbang tahun lalu yang -12%.
"Untuk penerimaan bea dan cukai terkumpul Rp 122,56 triliun. ini tumbuh 31,1% sendiri, tahun lalu tumbuh 8,8%. Jadi tumbuh lebih dari tiga kali lipat," ungkap Sri Mulyani.
Kemudian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada semester I-2021 tercatat Rp 206,9 triliun. Naik 11,4% yoy, tahun lalu -11,2%
Lalu di sisi belanja, total belanja negara adalah Rp 1.170,1 triliun atau 42,5% dari target. Tumbuh 9,4% yoy, lebih tinggi ketimbang pertumbuhan semester I-2021 yang sebesar 3,4%.
"Sumbangan terbesar adalah belanja pemerintah pusat khususnya belanja K/L (Kementerian/Lembaga) yaitu Rp 449,6 triliun atau 43,6% dari target. Belanja K/L ini melonjak 28,3% dari tahun sebelumnya," demikian Sri Mulyani.
Sementara Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) terealisasi Rp 373,9 triliun. Ini mengalami kontraksi 6,8% yoy.
"TKDD masih terkendala. Ini pun sesudah transfer ternyata masih ada Silpa (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) atau belum dipakai langsung oleh penda," sebut Sr Mulyani.
Dengan realisasi penerimaan dan belanja itu, maka defisit APBN 2021 hingga paruh pertama adalah Rp 283,2 triliun. Jumlah ini setara dengan 1,72% dari Produk Domestik Bruto (PDB)
** Afridon
0 Komentar