Petani Desa Marabau gelar tradisi 'Baburu Mancik'



Petani dan masyarakat di Desa Marabau, Pariaman Selatan memburu hama tikus di kawasan pertanian 


Pariaman , Editor - Petani dan masyarakat di Desa Marabau, Pariaman Selatan memburu hama tikus di kawasan pertanian di desa itu. Warga mewaspadai hama tikus yang dapat mengakibatkan petani gagal panen.

"Berburu mancik (tikus) adalah tradisi turun temurun desa kami untuk membasmi hama tikus penyebab gagal panen. Bahkan acara berburu juga diikuti desa tetangga," kata Pj Kepala Desa Erfan Sayuti di Pariaman, Kamis (5/8/2021 )

Selain diikuti masyarakat dari berbagai desa, kata Erfan, berburu mancik juga diikuti oleh petugas penyuluhan UPT BPP dinas Pertanian dan Perikanan Kota Pariaman.

Sementara, Walikota Pariaman Genius Umar sebelumnya telah mengimbau jajaran dinas pertanian agar bergerak cepat dalam penanggulangan hama. Termasuk serangan hama tikus.

"Karena ini bisa menyebabkan gagal panen. Kita minta petugas penyuluh bergerak cepat di lapangan," kata Genius Umar.

Kota Pariaman sendiri, imbuh Genius, mayoritas warganya adalah petani. Bahkan hingga 60 persen. Sektor pertanian juga penyokong utama ekonomi masyarakat Pariaman.

"Sehingga upaya-upaya pencegahan hama melalui kearifan lokal perlu ditingkatkan. Membasmi hama dengan berburu tikus terbukti ampuh menyelamatkan panen warga," kata dia.

Di samping perburuan dan pembasmian hama, Genius meminta petani juga melakukan tanam serantak. Perburuan hama tikus di Desa Marabau, kata dia perlu ditiru oleh petani-petani di desa lainnya.

Perburuan tikus di Desa Marabau menggunakan alat pembasmi tikus yang disebut sholder. Satu ekor tikus yang berhasil ditangkap akan dibayar Rp 1.000 oleh panitia yang dananya dihimpun melalui swadaya masyarakat.

Gerakan massal pemberantasan hama tikus ini dilaksanakan pada masa akan turun sawah atau sebelum para petani melaksanakan penanaman padi di sawah. 


** Afridon


Posting Komentar

0 Komentar