Rahmang Memimpin Padang Pariaman, Tidak Sampai “Pacah Kongsi” dan Tetaplah Komit Mewujudkan “Padang Pariaman Berjaya”

 

Suhatri Bur Dt. Putiah, SE, MM dan Drs Rahmang, MM


Padang Pariaman, Editor.- Suhatri Bur, SE, MM dan Drs Rahmang, MM pada Jumat 26 Februari 2021 lalu dilantik Gubernur  Sumbar Mahyeldi Ansharullah sebagai Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman periode 2021-2024. Dengan demikian, hingga akhir Februari ini keduanya sudah setahun memimpin daerah dan masyarakat Kabupaten Padang Pariaman.

RPJM Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2021-2026, khususnya mewujudkan visi “Padang Pariaman Berjaya” merupakan cita-cita dan semangat serta tekad Suhatri Bur-Rahmang untuk menjadikan Kabupaten Padang Pariaman menjadi kabupaten terbaik dan terdepan dari kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Barat.

Memang pada setahun terakhir itu, belum banyak yang dapat diberbuat Suhatri Bur-Rahmang untuk mewujudkankan “Padang Pariaman Berjaya”. Hal ini disebabkan antara lain terkurasnya pikiran, waktu, tenaga dan dana untuk mencegah, mengobati dan mengatasi dampak negatif ekonomi dari pandemi Covid-19.

Walaupun demikian nyatanya, apabila dijadikan sebagai perbandingan, duet Suhatri Bur-Rahmang lebih nyaman dari duet Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman terdahulu, baik itu duet Drs H. Ali Mukhni-Drs Damsuar Dt. Bandaro Putiah, MM maupun duet Drs H. Ali Mukhni-Suhatri Bur Dt. Putiah, SE, MM.

Kedua hal di atas bukanlah hasil prediksi tetapi fakta yang dapat ditanyakan kebenarannya kepada ASN yang pensiun sekitar enam tahun lalu (termasuk penulis, red) dan kepada ASN yang masih bertugas di lingkungan Pemkab Padang Pariaman.

Waktu duet Ali Mukhni-Damsuar berusia sekitar setahun, mata-mata melaporkan Damsuar orang di belakang layar terbentuknya ikatan alumni IIP/STPDN yang bertugas di jajaran Pemkab Padang Pariaman.

Pihak mata-mata dan telinga-telinga Bupati Ali Mukhni menilai peristiwa itu sebagai gerakan Wabup Damsuar untuk menyiapkan mesin politiknya dalam rangka maju sebagai Calon Bupati Padang Pariaman pada Pilkada Kabupaten Padang Pariaman lebih kurang tiga tahun mendatang.

Sejak itu duet Ali Mukhni-Damsuar terdengar dan tampak kurang harmonis yang dibuktikan antara lain dengan jarang hadirnya Wabup Damsuar mendampingi Bupati Ali Mukhni pada kegiatan pemerintahan dan kemasyarakatan di Kabupaten Padang Pariaman.

Artinya, Bupati Ali Mukhni jalan sendiri, Wabup Damsuar juga jalan sendiri. Kesimpulannya: keduanya telah “pacah kongsi”.

Tentu kita tidak ingin duet Suhatri Bur-Rahmang demikian pula. Artinya, jangan sampai terdengar isu Wabup Rahmang menyiapkan diri untuk maju sebagai Calon Bupati Padang Pariaman pada Pilkada tahun 2024 nanti.

Suhatri Bur sebelum Wabup dan Ketua PAN Padang Pariaman. Konon Wabup Rahmang kini telah jadi Ketua PDI-P Padang Pariaman. Berarti Rahmang telah menyiapkan “kendaraan politik” untuk mengusungnya sebagai calon kepala daerah (Kada) Padang Pariaman pada tahun 2024?

Walau demikian kita tentu tidak berharap Suhatri Bur-Rahmang menjelang Pilkada Kabupaten Padang Pariaman tahun 2024 itu janganlah “pacah kongsi” pula, tetap komit berdua mewujudkan visi “Padang Pariaman Berjaya”.

Jika genderang Pilkada Padang Pariaman tahun 2024 mulai ditabuh, kita harapkan pula keduanya berpasangan kembali.

Sebagai pasangan incumbent keduanya diyakini akan sulit dikalahkan karena kiprah dan karyanya sudah dirasakan masyarakat Padang Pariaman.

Menjelang genderang Pilkada 2024 itu ditabuh, kita harapkan Suhatri Bur dan Rahmang mengevaluasi dan mengkonsolidasi tim sukses Pilkada dahulu. Yang akan dipakai adalah orang-orang yang punya visi, bagaimana pencitraan Suhatri Bur dan Rahmang positif di tengah masyarakat, bukan menjauhkan

Suhatri Bur dan Rahmang dengan masyarakat dengan kabar yang tidak menyejukan atau adu domba. Termasuk, menghilangkan dari pemikiran bahwa si anu yang mengundang Suhatri Bur atau Rahmang pada acara sosial kemasyaratan seperti batagak gala, atau si anu yang mengusulkan pembangunan untuk kepentingan warga nagarinya dahulu adalah pihak lawan. Kalau ingin sukses (memperoleh dukungan suara yang banyak), rangkullah semua pihak menjelang genderang Pilkada 2024 ditabuh.

Sebaliknya, perlu dirangkul kembali, tim sukses yang terlupa atau dilupakan. Sehingga tidak terdengar pernyataan “Suhatri Bur paguno kito wakatu Pilkada sajo. Pilkada alah usai, kito nan sato sampai habih pitih, wakatu, pikiran dan tanago dilupokan, sadang cacak cubin bagadang jo proyek dan fasilitas!”


** Rilis 



Posting Komentar

0 Komentar