Sosok Kapolresta Padang AKBP Ferry Harahap, Kapolresta Padang


 Kapolres Padang   (AKBP) Ferry Harahap 


Padang, Editor  – Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ferry Harahap merupakan sosok Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Padang yang baru

Dia resmi memegang tampuk kepemimpinan Polresta Padang berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor ST/747/IV/KEP/2022 tanggal 13 April 2022

Mantan Wadirreskrimsus Kepolisian Daerah (Polda) Sumatra Selatan (Sumsel) ini menjabat sebagai Kapolresta Padang menggantikan Kombes Pol Imran Amir, yang pindah tugas menjadi Kabid Hukum Polda Jawa Tengah

Serah terima jabatan digelar pada Jumat  3 juni 2022  lalu di Mapolda Sumbar, dan dipimpin langsung oleh Kapolda Sumbar, Irjen Pol Teddy Minahasa.

Tidak Menyangka Jadi Kapolresta Padang

Ditemui Padangkita.com usai acara silaturahmi bersama wartawan di Mapolresta Padang, kamis16 Juni 2022  , Ferry mengaku tidak pernah menyangka berdinas di Padang, ibukota Provinsi Sumbar.

Lahir di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel pada 1975, membuat Ferry tumbuh besar, menghabiskan masa kecil, dan bersekolah mulai SD hingga SMA di sana.

“Ayah saya dari Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, dan ibu saya dari Sumsel, khususnya di OKU Baturaja. Saya lahir, besar, dan sekolah di Kabupaten OKU itu,” bebernya

Masuk Akademi Kepolisian pada 1995 dan lulus pada 1999, Ferry lalu meniti karir di kepolisian. Pertama kali bertugas pada 2000, dia ditempatkan di Sulawesi Selatan.

“Saya di sana dari Pamapta, lalu menjadi Kanit, Kasat Serse dua kali. Di Sulawesi Selatan pula saya bertemu dengan sang istri,” terangnya

“Saya lalu sekolah di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, kemudian S2 di Universitas Indonesia, lalu ikut sekolah staf dan pimpinan di Lembang,” jelasnya.

Selama bekarier di Polri, Ferry pernah menduduki sejumlah jabatan Kapolres di Sumsel, seperti menjadi Kapolres Lahat dan Kapolres OKU Selatan.

Kemudian, Ferry pun diamanahi jabatan sebagai Wadirreskrimsus Polda Sumsel hingga akhirnya menjadi Kapolresta Padang.

“Saya tidak pernah menyangka dapat di Padang. Tapi menurut saya Padang ini adalah suatu harapan. Di sini, unik menurut saya. Harapan saya bisa diterima di Ranah Minang ini,” sebutnya.

Tertantang Kapolda Sumbar, Jadikan Polresta Padang Hebat dan Keren

Upacara sertijab Kapolresta Padang di Mapolda Sumbar, Jumat (3/6/2022). [Foto: Dok. Humas Polda Sumbar]

Ferry bercerita, sebelum Sertijab dilakukan, dia datang menghadap bersama Kapolresta Padang yang lama, Kombes Pol Imran Amir ke Kapolda Sumbar.

Waktu itu, Kapolda Sumbar berkata kepada dirinya bahwa Polresta Padang itu hebat dan keren dipimpin oleh Imran Amir. Hal tersebut karena dedikasi dan pengabdian yang bersangkutan selama di Polresta Padang.

“Kapolda Sumbar mengatakan bahwa Polresta Padang itu hebat dan keren dipimpin Pak Imran Amir. Mendengar itu, saya khawatir juga bagaimana jika saya nanti tidak bisa menjadikan Polresta Padang seperti itu,” sampainya.

Meski demikian, Ferry pun merasa tertantang. Dia pun meminta izin ke Kapolda Sumbar untuk menjadikan “Polresta Padang Hebat dan Keren” sebagai jargon selama dirinya memimpin.

“Polresta Padang Hebat dan Keren akan menjadi patokan, harapan, slogan, jargon, impian, visi-misi, atau tujuan yang harus kita wujudkan,” tegasnya.

Selama menjabat sebagai Kapolresta Padang, dia ingin menjadikan instansi tersebut, pertama, hebat dalam melayani dan melindungi masyarakat.

Kedua, hebat dalam penegakan hukum. Dia menerangkan, Polri mau tidak mau menjadi tempat orang melapor membutuhkan keadilan, meskipun keadilan itu sendiri sebenarnya adalah milik Tuhan.

“Tetapi keadilan, menurut hukum, adalah adil menurut dua belah pihak. Jadi, Polresta Padang harus hebat dalam menegakkan hukum, dalam menjadi problem solving,” sebutnya.

Dia menerangkan, tidak seluruh masalah harus diselesaikan lewat proses hukum. Tugas pokok Polresta adalah menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

Tujuannya agar seluruh masyarakat bisa nyaman dalam menjalankan aktivitas. Pendekatan hukum adalah upaya untuk menegakkan Kamtibmas.

“Ketika penegakan hukum malah tidak membuat masyarakat tidak nyaman, tidak akan kita lakukan,”imbuh  Ferry.

Dia mencontohkan, di Sumbar atau di Kota Padang khususnya, ada tradisi di masyarakat kalau mengelar pesta pernikahan atau baralek pasti tendanya akan menutup badan jalan.

Menurutnya, itu menyalahi undang-undang. Namun, seorang polisi harus bersikap bijak dalam menghadapi persoalan itu.

“Itulah gunanya fungsi preventif. Kita sosialisasikan ke masyarakat bahwa yang ingin baralek, datanglah ke kantor untuk buat izin keramaian. Izin keramaian itu bukan untuk membatasi, tetapi kita menyampaikan pesan-pesan kalau seandainya buat acara, tolong kasih sedikit jalan supaya tidak membahayakan pengguna jalan karena harus melawan arus lalu lintas dan sebagainya,” paparnya.

Ketiga, lewat jargon “Polresta Padang Hebat dan Keren”, dirinya bertekad untuk menjadikan instansi tersebut sebagai kebanggaan. Anggota Polresta Padang harus bisa menjadi contoh dan teladan di masyarakat.

Dalam bertugas, personel harus mengutamakan keselamatan dan kesehatan. Anggota Polresta Padang harus amanah dalam menjalankan tugas sehingga bisa menjadi kebanggaan bagi instansi, keluarga, dan masyarakat.

“Tiga hal inilah yang ingin kita wujudkan,” katanya

Suka Rendang

Ferry bercerita, agar bisa akrab dengan masyarakat tempat dia bertugas, dia pun belajar adat istiadat Minang. Untuk tahap awal, dia bahkan belajar mengungkapkan sejumlah kosakata dalam bahasa Minangkabau.

“Contohnya kata pening. Dalam bahasa Minang, diucapkan paniang. Lalu, ada bundo kandung diucapkan bundo kanduang,” katanya   Ferry, ayah tiga anak ini.

Sama seperti orang luar pada umumnya yang datang ke Sumbar, dia mengaku terkesan dengan masakan khas tradisional Minang.

“Kesan pertama saya sewaktu ditugaskan di sini, saya diberi tahu bahwa masakan Minang itu hanya 20 persen enaknya, 80 persennya lagi enak sekali,” sebutnya.

Dia mengaku, dari sekian banyak masakan khas Minang, rendang adalah masakan yang paling disukainya. Dia bahkan suka makan rendang sejak kecil.

Rendang di Ranah Minang, menurutnya, santannya lebih terasa dibandingkan dengan yang di luar provinsi Sumbar sehingga lebih enak.

Selalu Ingat Pesan Orang Tua

Saat ditanyakan siapa sosok yang paling berpengaruh dalam hidupnya sehingga bisa menjadi seperti sekarang, Ferry mengatakan orang tua.

“Ayah saya adalah seorang pegawai negeri sipil golongan dua, sedangkan ibu adalah ibu rumah tangga. Orang tua telah membesarkan dan memberikan kebanggaan kepada saya,” ujarnya.

Dia pun selalu mengingat pesan orang tuanya agar dirinya harus bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Hal itulah yang memotivasinya dalam bertugas di kepolisian.

Ferry yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara itu juga mengatakan, dirinya sangat ingin menjadi sosok yang dibanggakan orang tuanya.

“Saya berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Saya dulu bercita-cita bagaimana menjadi kebanggaan bagi keluarga saya dengan sekolah yang semua gratis. Saya masuk ke sekolah yang membuat orang tua saya bangga. Saya bisa berkarya dan berkarir, di situlah saya masuk jadi polisi,” sebutnya.


**

Posting Komentar

0 Komentar