Anak Nagari Luki Minta Semen Padang di Spin Off, Verry Mulyadi : Semen Indonesia Bunuh PTSP

 

VERRY MULYADI,SH


Padang Editor : Tokoh Anak Nagari Lubuk Kilangan, tempat berdiri dan beroperasinya PT Semen Padang meminta pemerintah segera melakukan Spin Off terhadap Pabrik semen tertua tersebut dari PT Semen Indonesia.

“Penggabungan Semen Padang dengan Semen Indonesia sudah tidak tepat lagi, sebab sudah mengancam kelangsungan produksi Semen Padang dan malah membesarkan branding semen lain dengan menggunakan bahan baku dari Indarung. Ini upaya pembunuhan Semen Padang namanya. Kita minta Spin Off Semen Padang,” tegas Verry Mulyadi SH, Ketua Satgas Penanganan Perjanjian Kompensasi Batu Kapur, Mineral Lainnya dan Kesepakatan Pemberdayaan Perusahan Anak Nagari serta Sumber Daya Masyarakat Lingkungan Setempat (Satgas P2KBML & KPPSML) Lubuk Kilangan ini dalam satu pernyataan resminya melalui rilis kepada wartawan, Ahad (4/12/2022).


Dalam penjelasannya, Verry menyebutkan tujuan penggabungan Semen Padang ke Semen Indonesia sudah tidak tepat lagi. Sebab Semen Padang dipaksa menjual semen Dynamic di wilayah pemasarannya. Sementara produksi Semen Padang sendiri dijual ke luar Sumbar.


Menariknya, pemasaran Semen Dynamic di Sumbar malah menggunakan bahan baku dari Semen Padang sendiri alias hanya menggunakan packing semen Dynamix saja.


“Ini kan strategi marketing lucu dan terkesan ingin membunuh produksi Semen Padang di wilayah pasar tradsionalnya. Jika itu mau Semen Indonesia, kita minta Semen Padang dipisahkan saja dari Semen Indonesia. Sebab konsep penggabungannya sudah tidak cocok lagi,” tegas Verry Mulyadi lagi.

Verry juga mengkritisi kebijakan Direksi Semen Indonesia yang menempatkan Semen Padang sebagai unit produksi. Padahal Semen Indonesia sama sekali tidak memiliki pabrik semen.

Kebijakan yang dibuat Semen Indonesia terhadap Semen Padang seperti memasung eksistensi direksi dan manajemennya, sehingga tidak kreatif lagi dalam mengembangkan dirinya.

“Semen Indonesia sudah tidak fair lagi terhadap Semen Padang. Kebijakan yang dibuat sudah membuat Semen Padang tidak mandiri lagi. Padahal kesepakatan penggabungan dulu, bukan memasung Semen Padang tetapi menata pemasaran semen di Indonesia,” papar Verry.

Dalam kaitan posisi dirinya sebagai pemangku amanah penjaga lokasi Batu Kapur sebagai bahan baku Semen Padang, Verry meminta Pemerintah untuk menyelamatkan Semen Padang, termasuk menyelamatkan aset-asetnya yang terkesan sudah mati suri.

“Jadi spin off itu sudah harga mati untuk menyelamatkan Semen Padang,”tegasnya pria yang juga dikenal sebagai tokoh sepak bola nasional ini.

Kalau Dynamix atau semen lainnya tetap menganggu pasar Semen Padang di wilayah sendiri, maka pasar Semen Padang itu sendiri akan hancur. Imbasnya pabrik akan tutup, PT Semen Padang dengan sejumlah pabrik tidak lagi berproduksi.

Lalu apa lagi yang akan terjadi? Verry menyebut bisa saja PT. Semen Padang hanya akan dijadikan perusahaan penyedia bahan baku. Tentu ini bukan keuntungan, namun rugi besar yang didapatkan termasuk untuk Sumbar sendiri.

“Maka sebagai Ketua Satgas P2KBML & KPPSML, saya tidak setuju Nagari Lubuk Kilangan hanya dijadikan sebagai penyedia bahan baku untuk semen lain. Bahkan saya tidak rela jika hasil bumi di sini diekspor, sementara keuntungannya tidak didapat Nagari dan Sumatera Barat sendiri,” pungkas Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumbar ini.

“Melihat kondisi yang sekarang, terkesan ke depannya kita dipaksakan untuk menjual bahan baku atau klinker. Sementara untuk produksi dibatasi,” tambahnya.


Menurut Verry mutu dan kualitas Semen Padang itu sendiri sudah jelas dan diakui dunia. Tidak wajar rasanya Semen Padang dianaktirikan dalam berproduksi.

“Jangan sampai produksi dikurangi terus, kemudian pabrik ditutup, ini sangat tidak bagus,”pungkas Verry yang juga memimpin Pengda IOF Sumbar.


Seperti disampaikan oleh Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade dalam RDP di Jakarta baru-baru ini, utilitas pabrik Semen Indonesia Grup hanya 40%. Terbukti, dari 5 pabrik Semen Padang, tiga sudah non aktif dan dua yang

Posting Komentar

0 Komentar