Menelusuri Mega Proyek Jalan Nasional Senilai Rp156 M di Pulau Sipora Kepulauan Mentawai, Lokasi Ekstrem, Apakah Pekerjaan Diawasi dan Selesai Tepat Waktu, Masudi Satker : Proyek Ini Sistim Multi Years, Material Didatangkan di Luar Pulau Mentawai



Mentawai ,Editor_Menempuh perbukitan, menyusuri jalan bertanah dan licin, terasa ekstrem menelusuri pekerjaan proyek penanganan jalan dan jembatan Toa Pejat – Rokot – Sioban (Simpang Logpon), Kepulauan Mentawai. Menantang medan berat, terjal dan mendaki, menyulitkan untuk melakukan investigasi sepanjang jalan dikerjakan itu



Jauh dari pengawasan disebabkan medan berat, proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Direktorat Jenderal Bina Marga (Ditjen BM), Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat, Satuan Kerja  Pelaksanaan Jalan Nasional (Ka Satker PJN ) Wilayah Sumbar itu, ada keraguan pekerjaan selesai tepat waktu dan mutu


Apalagi, saat media Editor ini melakukan penelusuran ke lokasi mega proyek senilai Rp156.470.400.000 dikerjakan Adhi-Mak KSO, Selasa (22/8) kondisi jalan tanah dan licin itu. Ditambah lagi, musim hujan, sehingga menyulitkan pekerjaan proyek bernomor kontrak : 20/PKK/SK-PJN1-Bb.03.23.1.6/X/2022, masa pelaksanaan 600 hari kalender itu.



Namun, warga berharap, proyek mulai kontrak 07 November 2022, konsultan supervisi PT. PLATO ISOKi-PT. ESKAPINDO MITRA KSO, berlokasi di Pulau Sipora Kepulauan Mentawai itu, bisa selesai sesuai harapan. Sebab, dengan selesa jalan dan jembatan itu, bisa meningkatkan perekonomian warga. Warga berharap, jembatan yang masih rusak segera diperbaiki


Kepala Satuan Kerja (Ka Satker) PJN Wilayah 1 Sumbar, Masudi, saat dikonfirmasikan via WA nya, Rabu 23 Agustus 2023 mengatakan. proyek ini dengan sistim multiyear. Kontrak berlangsung sampai dengan tahun 2024.”Artinya, waktu cukup panjang dan Insyaa Allah cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaan,” katanya.


Juga disebutkan. walau jarak jauh dan jangkauan sulit, pengawasan tetap jalan. Karena, ada konsultan  supervisi yang selalu siap dilapangan. Dan, tim Balai maupun Satker selalu datang mengontrol kelapangan.”Karena, ini proyek khusus daerah 3T. Kita secara intens mengontrolnya dan tidak ada istilah main main. Kita sangat serius sekali dan yang melaksanakan BUMN,” ujarnya 


Untuk material, kata Ka Satker ini, semuanya sesuai dengan spek. Bahkan, semuanya kita datangkan dari luar Pulau Mentawai dengan kapal tongkang/ponton.” Sebelum diberangkatkan ke Pulau Mentawai di cek dulu di sumber material di Padang,” katanya mengakhiri.



** Afridon

Posting Komentar

0 Komentar