Unik dan Megah, Rumah Berbentuk Panggung di Kota Pariaman Menonjolkan Tradisi Tabuik

Rumah panggung di Pariaman dengan tradisi tabuik


Pariaman,Editor - Suatu rumah berbentuk panggung di Jalan Syech Burhanuddin dan Jalan Imam Bonjol, Kota Pariaman, Sumatera Barat.


Kini menjadi sorotan karena keunikan dan keistimewaannya dalam budaya lokal. Rumah ini menjadi bagian integral dari perayaan Tabuik yang diadakan saat tanggal 1-10 Muharam tiba.


Tabuik, perwujudan dari seekor buroq yang membawa jasad Husein bin Ali terbang ke angkasa dan menghilang, merupakan acara yang sangat dihormati oleh masyarakat setempat.

Terbagi dalam dua bagian, Tabuik terbuat dari bambu dan rotan yang dihiasi dengan kain beludru berwarna hitam dan merah.

Sebelum diarak menuju Pantai Gondariah, Tabuik dibuat dan dirangkai di dalam dua bangunan khusus, yaitu Rumah Tabuik Pasa dan Rumah Tabuik Subarang.

Kedua rumah ini menjadi tempat di mana Tabuik dihias dan dipersiapkan sebelum akhirnya diarak keliling kota.

Menariknya, Rumah Tabuik yang merupakan tempat pembuatan Tabuik juga berfungsi sebagai Museum Tabuik.

Di dalamnya, pengunjung dapat menemukan dokumentasi foto-foto perayaan Tabuik dari masa ke masa, mulai dari tahun 1920 hingga masa sekarang. 

Selain itu, maket yang menggambarkan proses acara Tabuik juga dipajang lengkap dengan detail penggambaran prosesnya.

Dibangun dengan desain rumah panggung yang meniru gaya rumah tradisional masyarakat pesisir di Pariaman, Rumah Tabuik memiliki daya tarik sendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan nuansa budaya lokal yang kaya dan beragam. 

Rumah Tabuik ini diresmikan pada 9 April 2011 oleh Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata.

Setiap tahunnya, bagian atas Tabuik yang berbentuk menara dengan hiasan warna-warni dibuat pada salah satu Rumah Tabuik. 


Sementara bagian bawahnya yang berbentuk kuda bersayap dan berkepala manusia, melambangkan buroq, dibangun di Rumah Tabuik lainnya. 

Kedua Tabuik tersebut kemudian diarak keliling kota dan berakhir di Pantai Gondariah untuk kemudian dibuang ke laut. 

Tradisi ini merupakan simbol dari kematian Husein yang terbunuh oleh pasukan Ubaidillah bin Zaid pada 10 Muharam 61 Hijriah, di mana jasadnya diyakini dibawa oleh buroq terbang ke langit.


Tak hanya menjadi daya tarik bagi masyarakat lokal, Rumah Tabuik juga menarik perhatian wisatawan yang tertarik untuk mengenal lebih dekat budaya dan sejarah Kota Pariaman. 

Keindahan, kesakralan, dan nilai historis yang terkandung dalam perayaan Tabuik membuatnya menjadi salah satu warisan budaya yang patut dilestarikan


** Afridon.


 

Posting Komentar

0 Komentar