Pariaman Editor - Propinsi Sumatera Barat merupakan salah satu darat yang masuk zona merah rawan gempa. Untuk itu, pemerintah menginstruksikan pembangunan konstruksi gedung pada daerah patahan atau rawan gempa, perencanaan yang dibuat harus tahan gempa minimal 9 skala rikter. Hal ini bertujuan untuk menghindari korban jiwa yang lebih tinggi seperti gempa yang terjadi pada tahun 2009 lalu. Sudahkah kedua paket pembangunan fisik ini mengikuti instruksi pemerintah pusat itu?
Berada dikawasan tanah labil dan berawa – rawa, dua paket pekerjaan fisik gedung dan pagar bernilai miliaran rupiah di bawah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pariaman rawan terjadi kerusakan fisik ?. Dua paket tersebut yakni Pekerjaan Pembangunan Fasilitas Layanan Perpustakaan Kabupaten/ Kota dengan nilai kontrak Rp. 8 miliar dan Pekerjaan Pembangunan Pagar dan Turap Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Umum Kabupaten / Kota dengan nilai kontrak Rp. 1,2 miliar lebih.
Dari penelusuran tim media ini dilokasi proyek Jalan Wolter Monginsidi Kampung Gadang Kecamatan Pariaman Timur, pada Kamis 14 September 2023, ada pekerjaan yang terlihat ganjil. Pekerjaan yang ganjil dimaksud terlihat pada Pekerjaan Pembangunan Pagar dan Turap Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Umum Kabupaten / Kota yang dilaksanakan kontraktor CV. Patra Mandiri, dimana pada pekerjaan pondasi yang mencapai tinggi 150 centimeter lebih itu seperti terindikasi tidak ada koporan.
Indikasi tersebut terlihat saat pekerjaan pemasangan batu kali pada bagian bawah atau koporan menggunakan batu kecil yang mestinya digunakan untuk pembuatan pondasi.
Riski pengawas pekerjaan yang dimintai penjelasan oleh wartawan berdalih lokasi pemasangan koporan bertanah keras sehingga tidak masalah koporan dibuat menggunakan batu kecil.
” Lokasi pekerjaan kita tanahnya tidak semua keras, ada yang lunak ada yang keras. Dibagian samping tanah nya lunak sehingga kita menggunakan cerucut bambu untuk perkuatan tanah sebelum pekerjaan pondasi di lakukan, sedangkan bagian depan dekat trotoar jalan ini tanahnya keras tidak masalah dengan ukuran batu yang kita pakai itu ” kata Riski.
Dari penjelasan Riski, diketahui tinggi keseluruhan pasangan pondasi bagian samping 200 centimeter lebih dan bagian depan 150 centimeter lebih dengan lebar bawah pada koporan 100 centimeter. Selain itu, material pasir yang digunakan terlihat banyak batu apung ( tidak bersih-red ), Riski mengatakan sebelum pasir diaduk dengan semen, terlebih dahulu diayak.
Sementara pada pekerjaan gedung terlihat pondasi penahan tanah sudah ” rengkah “, namun saat itu tidak ada pengawas maupun pelaksana lapangan dilokasi pekerjaan yang bisa dimintai penjelasan. Menurut beberapa pekerja yang berasal dari Pulau Jawa kepada wartawan mengatakan pengawas dan pelaksana sedang keluar.
Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Pariaman, Andi Kurnia Saputra sekaligus PPK ( Pejabat Pembuat Komitmen ) kedua paket pekerjaan tersebut menegaskan untuk koporan harus menggunakan batu yang besar – besar. ” Kalau koporan batu nya harus besar, yang kecil untuk mengunci atau mengisi bagian yang kosong ” jelas Andi.
Sedangkan pasir yang digunakan untuk pasangan batu kali harus bersih, karena pasirnya terdapat banyak batu apung. ” Sebelum digunakan, pasir harus diayak dahulu supaya batu apung dipisahkan ” kata Andi.
Namun aneh nya, selaku PPK Proyek Andi tidak hafal ukuran lebar dan tinggi pasangan batu kali pada paket pekerjaan yang dikawalnya. ” Pondasi depan tingginya sama datar dengan trotoar, dari bawah sampai keatas lebih dari satu meter setengah. Saya kurang pasti hafal, tinggi pasangan lebih dari 120 cm sampai 140 cm, untuk lebar koporan satu meter lebih ” ungkap Andi.
” Pastinya saya tidak tahu yang pasti tahu pengawas ” katanya.
Menjawab pondasi didekat bangunan gedung ada yang terlihat ” rengkah ” diakui nya hal tersebut diakibatkan oleh terjadinya penurunan tanah. ” Ini bukan pondasi bangunan tapi untuk penahan tanah timbunan. Nanti akan diperbaiki, karena disitu nanti ada pintu ” jelas PPK ini.
” Untuk kualitas Saya tidak pernah main – main, kalau tidak sesuai dengan hati saya dibongkar ” tegasnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Pariaman, Muhammad Syukri juga menegaskan pekerjaan gedung dan pagar yang sedang berproses harus sesuai dengan kesepakatan kontrak yang telah disepakati. “Yang rengkah itu bukan pondasi, tapi itu pondasi penahan tanah” katanya menjawab pertanyaan wartawan dikantornya seputar pekerjaan tersebut.
Selaku pengguna anggaran, berharap kualitas dan mutu harus diutamakan, karena gedung ini akan dipakai dalam jangka panjang. ” Gedung Perpustakaan ini akan banyak dikunjungi oleh anak – anak kita nanti, makanya kita minta pekerjaan sesuai dengan teknis yang dianjurkan agar mencapai mutu dan kualitas,” katanya.
**
0 Komentar