Dua Paket Proyek Milik Dinas Perpustakaan Arsip Kota Pariaman Diduga Bermasalah Tetap Dilanjutkan

 


Pariaman, Editor - Proyek Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Pariaman mendapat sorotan. Dari informasi yang diperoleh media dari sejumlah sumber dilapangan, pengerjaan dilakukan rekanan diduga bermasalah karena disinyalir menyimpang dari metoda pelaksanaan. Proyek tersebut yakni Pembangunan Fasilitas Layanan Perpustakaan Kabupaten/Kota dan Pembangunan Pagar dan Turap Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota. Benarkah informasi tersebut ?. 


Dari penelusuran media dilokasi proyek Jalan Wolter Monginsidi Kampung Gadang Kecamatan Pariaman Timur, Kamis 14 September 2023, ada pekerjaan yang terlihat ganjil. Dugaan penyimpangan pengerjaan dilakukan rekanan terindikasi ditemukan pada pondasi penahan tanah yang " rusak dan rengkah ". Kuat dugaan rusaknya pondasi tersebut akibat terjadinya penurunan tanah dilokasi proyek yang notabene adalah kawasan berawa - rawa.




Kondisi tersebut disinyalir juga bakal terjadi pada pekerjaan pagar, dimana pemasangan batu pondasi dilakukan diduga tidak memiliki koporan. Sebab dititik lokasi pengerjaan pondasi pagar batu yang digunakan batu berukuran kecil yang biasa nya digunakan untuk pembuatan pondasi bukan koporan yang menggunakan batu berukuran besar. Sedangkan lokasi pekerjaan sudah diketahui tanahnya labil sehingga jika terjadi penurunan tanah bakal berdampak fatal dan pondasi pagar bisa " patah atau ambruk ".




Ironisnya lagi, areal pekerjaan terlihat masih belum bersih dari humus dan tanaman liar, namun sebagian sudah ditimbun pakai tanah clay. Ada kemungkinan lokasi pekerjaan yang harus bersih dari humus dan tumbuhan liar atau semak belukar tersebut belum dibersihkan secara maksimal ?.

Riski pengawas pekerjaan yang dimintai penjelasan oleh wartawan berdalih lokasi pemasangan koporan bertanah keras sehingga tidak masalah koporan dibuat menggunakan batu kecil.


" Lokasi pekerjaan kita tanahnya tidak semua keras, ada yang lunak ada yang keras. Dibagian samping tanah nya lunak sehingga kita menggunakan cerucut bambu untuk perkuatan tanah sebelum pekerjaan pondasi di lakukan, sedangkan bagian depan dekat trotoar jalan ini tanahnya keras tidak masalah dengan ukuran batu yang kita pakai itu " kata Riski, sembari menimpali bahwa lokasi yang ditimbun tanah clay telah dibersihkan, sedangkan yang belum ditimbun tanah clay lokasinya terlebih dulu nanti dibersihkan.


Dari penjelasan Riski, diketahui tinggi keseluruhan pasangan pondasi bagian samping 200 centimeter lebih dan bagian depan 150 centimeter lebih dengan lebar bawah pada koporan 100 centimeter. Selain itu, material pasir yang digunakan terlihat banyak batu apung ( tidak bersih-red ), Riski mengatakan sebelum pasir diaduk dengan semen, terlebih dahulu diayak.

Sementara pada pekerjaan gedung terlihat pondasi penahan tanah sudah " rengkah ", namun saat itu tidak ada pengawas maupun pelaksana lapangan dilokasi pekerjaan yang bisa dimintai penjelasan. Menurut beberapa pekerja yang berasal dari Pulau Jawa kepada wartawan mengatakan pengawas dan pelaksana sedang keluar.

Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Pariaman, Andi Kurnia Saputra sekaligus PPK ( Pejabat Pembuat Komitmen ) kedua paket pekerjaan tersebut menegaskan untuk koporan harus menggunakan batu yang besar - besar. " Kalau koporan batu nya harus besar, yang kecil untuk mengunci atau mengisi bagian yang kosong " jelas Andi.


Sedangkan pasir yang digunakan untuk pasangan batu kali harus bersih, karena pasirnya terdapat banyak batu apung. " Sebelum digunakan, pasir harus diayak  dahulu supaya batu apung dipisahkan " kata Andi.


Menjawab pondasi didekat bangunan gedung ada yang terlihat  " rengkah " diakui nya hal tersebut diakibatkan oleh terjadinya penurunan tanah. "  Ini bukan pondasi bangunan tapi untuk penahan tanah timbunan. Nanti akan diperbaiki, karena disitu nanti ada pintu " jelas PPK ini.


" Untuk kualitas Saya tidak pernah main - main, kalau tidak sesuai dengan hati saya dibongkar " tegasnya.


Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Pariaman, Muhammad Syukri juga menegaskan pekerjaan gedung dan pagar yang sedang berproses harus sesuai dengan kesepakatan kontrak yang telah disepakati. "Yang rengkah itu bukan pondasi, tapi itu pondasi penahan tanah" katanya menjawab pertanyaan wartawan dikantornya seputar pekerjaan tersebut.


Selaku pengguna anggaran, berharap kualitas dan mutu harus diutamakan, karena gedung ini akan dipakai dalam jangka panjang. " Gedung Perpustakaan ini akan banyak dikunjungi oleh anak - anak kita nanti, makanya kita minta pekerjaan sesuai dengan teknis yang dianjurkan agar mencapai mutu dan kualitas," katanya.


Propinsi Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang masuk zona merah rawan gempa. Untuk itu, pemerintah menginstruksikan pembangunan konstruksi gedung pada daerah patahan atau rawan gempa, perencanaan yang dibuat harus tahan gempa minimal 9 skala rikter. Hal ini bertujuan untuk menghindari korban jiwa yang lebih tinggi seperti gempa yang terjadi pada tahun 2009 lalu. Sudahkah kedua paket pembangunan fisik ini mengikuti instruksi pemerintah pusat itu ?.      


**Tim

Posting Komentar

0 Komentar