Jakarta,Editor - seorang nara sumber As mengungkapkan praktik jual beli lapak (tempat tidur) di dalam Rutan Cipinang, Jakarta Timur.
Berkomunikasi dengan jurnalis Editor menggunakan WhatsApp, ia mengaku berinisial As , seorang narapidana yang mendekam di Rutan Cipang Jumat 17 November 2023 16.57 Wib
Entah apa tujuannya, As membeberkan biaya yang mesti dikeluarkan oleh narapidana untuk mendapatkan fasilitas.
Bak sebuah hotel, semakin mahal kocek yang dirogoh, semakin bagus fasilitas yang didapat. Begitu pula sebaliknya.
“Istilahnya, kita beli tempat. Kalau tidur di lorong dekat pot dengan alas kardus, Rp 75 .000 per satu minggu,” ujar As
Sejumlah foto turut dikirimkan. Foto-foto itu menggambarkan narapidana yang tidur beralas Matras di lorong sel.
Sementara itu, untuk tempat tidur di sel tersendiri, harganya semakin mahal. Rentang nominalnya dari Rp 5 hingga Rp 25 juta per bulan, tergantung pada kelengkapan fasilitas di dalamnya.
“Biasanya mereka yang dapat kamar itu bandar narkoba besar,” tutur As
Lantas, kepada siapa uang itu diserahkan?
“Nanti duitnya diserahkan ke sipir,” jawab As
Saat ditanya kembali apakah ada oknum petinggi di Lapas yang turut menikmati uang haram tersebut, As menjawabnya dengan emoticon senyum.
Ia melanjutkan, jual-beli tempat di dalam Lapas tak terelakkan bagi narapidana. Mereka yang tak sanggup mengeluarkan biaya rutin, terpaksa harus tidur di dalam sel yang sudah penuh dengan manusia lain.
Ada yang sampai tidur secara bergantian karena tak ada tempat. Tak sedikit pula yang tidur dalam posisi duduk dengan kaki terlipat.
“Jadi, mau enggak mau, kami harus bayar buat tidur. Minta duit ke keluarga untuk dikirim ke sini. Kalau enggak punya duit, ya susah,” ujar As
**Tim
0 Komentar