Padang Pariaman Editor- Di tengah keheningan malam, sebuah drama kebakaran melanda Padang Sago, menarik perhatian dan kekhawatiran komunitas setempat. Sekitar pukul 02.10 dini hari, di bawah selimut bintang yang tak terhitung jumlahnya, api yang rakus mengamuk di Korong Ponco Ruyung, Nagari Batu Kalang, menciptakan pemandangan yang serentak mengejutkan dan memilukan.
Pemilik rumah, Nurjani, seorang nenek berusia 70 tahun, kehilangan segalanya dalam sekejap. Namun, dalam tragedi yang memilukan ini, sebuah benih harapan tersembunyi; tidak ada nyawa yang hilang, sebuah berita yang membawa sedikit kelegaan di tengah kekacauan.
Muhamad Ali, salah seorang pemuda setempat, menjadi saksi bagaimana kejadian itu menggugah solidaritas dan kepedulian dalam komunitas. Meskipun sebuah sepeda motor turut menjadi korban si jago merah, semangat bersama untuk menghadapi bencana ini terbukti tak terkalahkan.
Penyelamatan yang dramatis dilakukan ketika tim pemadam kebakaran, dengan tujuh armada dari dua wilayah berbeda, bergegas ke lokasi kejadian, menentang waktu dan rintangan. Sementara angin kencang mengancam untuk memperluas bencana ke sekolah dasar terdekat, ketegangan meningkat, menciptakan sebuah latar belakang heroik bagi mereka yang berjuang melawan api.
Syafrion, kepala Dinas Polisi dan Pemadam Kebakaran Padang Pariaman, mengungkapkan bahwa keberhasilan memadamkan api dalam waktu satu jam adalah buah dari koordinasi yang efektif dan respons cepat timnya, mencegah tragedi yang lebih besar. Keberanian dan ketangkasan mereka dalam menghadapi api, dengan estimasi kerugian mencapai Rp 200 juta, adalah saksi bisu dari ketabahan dan kekuatan komunitas di hadapan bencana.
Dalam sisa malam yang diam itu, Padang Sago tidak hanya kehilangan satu unit rumah, tetapi juga mendapatkan pelajaran tentang kerentanan, keberanian, dan, yang paling penting, tentang arti sebuah komunitas yang saling mendukung di saat-saat sulit
**Afridon.
0 Komentar