" Kritik Istana Garuda IKN, Nyoman Nuarta: Karya Seni Harus Mencerminkan Harga Diri Bangsa"

Arsitek kenamaan Indonesia, Nyoman Nuarta, kembali menjadi sorotan publik 


Jakarta, Editor - Arsitek kenamaan Indonesia, Nyoman Nuarta, kembali menjadi sorotan publik dengan desainnya yang kontroversial untuk Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN). Meski mendapat kritik dari berbagai pihak, Nyoman menegaskan bahwa karyanya murni orisinal dan mencerminkan ciri khas bangsa Indonesia.


Dalam wawancara yang dikutip oleh Antara pada Sabtu, 10 Agustus 2024, Nyoman berbicara blak-blakan mengenai kritik yang diterimanya. Ia menekankan bahwa meskipun terbuka terhadap kritik, ia berharap agar kritik tersebut tidak dikaitkan dengan isu agama atau etnisitas, mengingat dirinya yang berasal dari Bali dan beragama Hindu. "Kalau orang ngerti ini udah biasa, saya sudah dari zaman mahasiswa udah dikritik kok, enggak ada masalah, tapi jangan bawa-bawa agama," tegasnya.


Kritik terhadap karya seni bukan hal baru bagi Nyoman. Ia menceritakan pengalaman panjangnya selama 28 tahun membangun Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali, yang juga mendapat banyak tentangan, bahkan dari masyarakat Bali sendiri. "Dulu yang di GKW itu, 28 tahun saya dikritik habis oleh orang Bali sendiri, dituduh macam-macam," ujarnya.


Namun, di balik semua kritik tersebut, Nyoman tetap berpegang teguh pada prinsipnya. Dia menegaskan bahwa desain Istana Garuda IKN berbeda dari bangunan lain, baik dalam bentuk maupun fungsi. "Saya bilang sama Pak Jokowi, kalau model kayak gitu (sama dengan desain yang lain), saya nggak mau deh, istana kita harus beda dengan yang lainnya," ungkapnya.


Nyoman juga menekankan pentingnya memberikan ruang bagi generasi muda, terutama para arsitek dan seniman, untuk berkreasi tanpa batasan. Dia berharap agar mereka tidak hanya meniru karya orang lain tetapi menciptakan karya orisinal yang memiliki nilai kebangsaan. "Jangan membatasi mereka. Biarkan mereka punya ruang untuk bebas berkreasi," katanya.


Dalam proyek Istana Garuda ini, Nyoman diberikan kebebasan penuh untuk berkreasi dan ia merasa memiliki tanggung jawab besar untuk menghasilkan karya yang berwibawa dan layak mewakili Indonesia di mata dunia. Desain yang berbeda ini, menurut Nyoman, bukan hanya untuk estetika semata tetapi juga untuk menunjukkan kewibawaan bangsa, tanpa terkesan mistis atau berlebihan.


Nyoman pun menjelaskan bahwa bahan dan warna yang digunakan dalam Istana Garuda dipilih dengan cermat untuk menciptakan kesan abadi. Struktur istana yang terlihat gelap dari luar, katanya, menggunakan bahan kuningan yang akan berubah warna seiring waktu menjadi hijau toska, bergantung pada kelembapan alam sekitar. "Kelembapan alam kita itu dia secara pelan-pelan dia oksidasi berubah ke biru-biru toska," jelasnya.


Sikap Nyoman yang tegas dan konsisten dalam menghadapi kritik menunjukkan dedikasinya dalam menciptakan karya seni yang tidak hanya indah, tetapi juga bermakna bagi bangsa. Baginya, desain Istana Garuda IKN adalah manifestasi dari harga diri bangsa yang tidak boleh ditiru dari negara lain, tetapi harus berdiri sendiri dengan identitas yang kuat.


Dengan proyek Istana Garuda IKN, Nyoman Nuarta sekali lagi membuktikan bahwa seni dan arsitektur bukan sekadar tentang bentuk, tetapi juga tentang nilai dan makna yang lebih dalam, sebuah karya yang pantas dilihat dan dihargai baik di tingkat nasional maupun internasional



**


Posting Komentar

0 Komentar