BS, seorang pemuda berusia 30 tahun, ditangkap di pinggir jalan, menunggu pembeli untuk mengedarkan 20 paket sabu-sabu |
Agam,Editor - Dalam keheningan malam yang menyelimuti Jorong Pasa Ahad, Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya, tim Kelelawar Satuan Reserse Narkoba Polres Agam bergerak cepat. Jumat, 9 Agustus 2024dini hari,
BS, seorang pemuda berusia 30 tahun, ditangkap di pinggir jalan, menunggu pembeli untuk mengedarkan 20 paket sabu-sabu. Penangkapan ini bukan hanya sebuah operasi rutin, tetapi bagian dari perang panjang melawan peredaran narkoba yang telah meresahkan masyarakat setempat.
BS, yang kini diamankan di Mapolres Agam, bukanlah pemain besar dalam rantai distribusi narkoba. Namun, kisahnya mencerminkan bagaimana narkoba merasuki lapisan-lapisan masyarakat, bahkan di daerah terpencil seperti Nagari Duo Koto. BS mengaku mendapatkan barang haram tersebut dari seorang bandar di Maninjau, sebuah daerah yang terkenal akan keindahan danau serta kehangatan warganya. Namun, di balik pesonanya, tersimpan ancaman gelap yang bersembunyi di sudut-sudut yang tak terlihat.
Operasi ini berhasil berkat kepekaan masyarakat sekitar yang tak lagi tinggal diam melihat lingkungan mereka dirusak oleh kehadiran narkoba. Melalui informasi yang diberikan warga, polisi bergerak, membuktikan bahwa kerjasama antara masyarakat dan penegak hukum adalah kunci untuk memberantas peredaran narkoba. Kasat Reserse Narkoba Polres Agam, AKP Aleyxi Abdillah, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada warga yang berani melapor. "Kerjasama ini sangat penting agar kita bisa memerangi peredaran narkoba bersama-sama," ujarnya.
Penangkapan BS juga membuka peluang bagi pihak kepolisian untuk mengembangkan penyelidikan lebih lanjut. Pihak berwenang kini tengah memburu bandar yang diduga memasok barang haram tersebut. Dalam bayangan mereka, ada jaringan yang lebih besar, lebih dalam, yang masih harus diungkap.
Ancaman hukuman yang menanti BS tidaklah ringan. Pasal 112 ayat 1 junto 127 Undang-undang RI nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika menjeratnya dengan ancaman penjara paling singkat empat tahun dan paling lama dua belas tahun. Namun, lebih dari sekadar hukuman, kasus ini mengingatkan kita bahwa peredaran narkoba adalah masalah yang harus ditangani dengan serius, melibatkan semua elemen masyarakat.
Di balik penangkapan ini, ada cerita tentang seorang pemuda yang terjerat dalam dunia gelap narkoba, masyarakat yang bersatu untuk melawan ancaman ini, dan pihak berwenang yang terus bekerja tanpa henti. Perjuangan ini masih panjang, dan butuh kerjasama yang kuat agar tanah Minang tetap menjadi tempat yang aman dan damai bagi semua
**Afridon.
.
0 Komentar