Sumando Kacang Minyang |
Padang Pariaman,Editor - Dalam budaya Minangkabau, istilah "sumando lapiak buruak" digunakan untuk menggambarkan seorang menantu laki-laki yang tidak bertanggung jawab dan tidak menjalankan kewajibannya terhadap keluarga istrinya. Frasa ini mencerminkan pandangan negatif terhadap menantu yang tidak peduli dan tidak memberikan kontribusi yang signifikan dalam kehidupan keluarga.
Sumando Kacang Minyang: Suami Tanpa Peran dalam Keluarga Matrilineal
Istilah "sumando kacang minyang" merujuk kepada seorang suami yang tidak memiliki peran penting atau dihormati dalam struktur keluarga Minangkabau. Dalam sistem matrilineal Minangkabau, garis keturunan ditarik dari pihak ibu, dan pria sering dianggap sebagai "orang luar" dalam keluarga istrinya. Hal ini membuat posisi suami dalam keluarga tidak selalu dihormati atau dianggap penting.
Sumando Ulek Bulu: Menantu Tanpa Inisiatif
"Sumando ulek bulu" menggambarkan seorang menantu laki-laki yang dianggap tidak memiliki inisiatif atau tanggung jawab yang cukup. Ia bergantung sepenuhnya kepada keluarga istrinya dan tidak berperan aktif dalam mendukung keluarga atau masyarakat. Hal ini menambah beban bagi keluarga istri dan menciptakan pandangan negatif terhadapnya dalam masyarakat.
Dalam ketiga istilah ini, terlihat bahwa dalam budaya Minangkabau, posisi dan peran menantu laki-laki sangat penting dan diharapkan untuk memberikan kontribusi yang positif dan signifikan bagi keluarga istrinya. Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan ini sering kali mendapatkan stigma dan pandangan negatif dari masyarakat.
**
0 Komentar