Lubuk Selasih Jadi Sarang Praktik Maksiat di Lubuk Selasih Pemkab Solok Tutup Mata?

Pondok-pondok baremoh ini dihuni oleh wanita muda yang cantik


Solok,  Editor – Kawasan Lubuk Selasih yang berada di sepanjang jalan nasional Padang-Solok kini menjadi sorotan masyarakat. Pasalnya, daerah yang dikenal dengan udara dingin ini disebut-sebut menjadi tempat praktik maksiat dengan maraknya pondok-pondok baremoh. Pada Minggu malam (29/09) pukul 22.00 WIB, masyarakat kembali mengeluhkan aktivitas kencan kilat yang kian merajalela di tempat ini.


Kritik keras ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok yang dinilai kurang serius dalam memberantas praktik maksiat di kawasan tersebut. Masyarakat menuding adanya pembiaran oleh pihak berwenang, seolah menutup mata terhadap keberadaan pondok-pondok yang menjamur bak cendawan di musim hujan.

Salah satu warga yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa praktik ini sudah berlangsung lama dan menjadi rahasia umum. "Pintu masuk ke pondok-pondok tersebut bahkan dilengkapi dengan kios yang menawarkan minuman ringan seperti kopi seharga Rp5.000 dan teh tarik Rp10.000," ujarnya.

Menurut narasumber lainnya, untuk berkencan kilat di pondok tersebut, pengunjung hanya perlu membayar tarif sebesar Rp150.000. "Yang penting puas," ucap Togar, salah satu pengunjung asal Pariaman. Senada dengan Togar, Andre, seorang pengunjung asal Pesisir Selatan, menambahkan bahwa udara dingin Lubuk Selasih sering kali membangkitkan libido para pria yang datang ke sana.

Pondok-pondok baremoh ini dihuni oleh wanita muda yang cantik, dan menurut para pengunjung, terdapat kode-kode tertentu yang sudah menjadi rahasia di antara mereka. Kondisi ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat setempat yang berharap adanya tindakan tegas dari pihak berwenang.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Pemkab Solok terkait tudingan lemahnya pengawasan terhadap fenomena ini. Masyarakat berharap pemerintah segera turun tangan untuk menertibkan kawasan yang semakin dikenal sebagai 'lokasi wisata gelap' ini, agar tidak menimbulkan dampak sosial yang lebih luas.


**tim


.

Posting Komentar

0 Komentar