Pesan Mendalam: Dunia Hanya Persinggahan, Akhirat Tujuan Utama


Suasana di Masjid Piaman Kota Pariaman penuh dengan keheningan. Ratusan jemaah yang hadir untuk melaksanakan salat Jumat terlihat khusyuk mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh seorang ustad


Pariaman,Editor -Suasana di Masjid Piaman Kota Pariaman penuh dengan keheningan. Ratusan jemaah yang hadir untuk melaksanakan salat Jumat terlihat khusyuk mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh seorang ustad yang penuh hikmah dan kebijaksanaan. Ucapan-ucapannya tak hanya menyentuh hati, tetapi juga menggugah kesadaran akan kehidupan dunia dan akhirat.

Di tengah keramaian dan kesibukan duniawi, pesan yang disampaikan oleh sang ustad seakan menjadi pengingat yang dalam. Ia membuka ceramahnya dengan seruan takbir, "Allahu akbar," untuk mengingatkan bahwa kebesaran Allah melingkupi segala sesuatu yang ada di dunia ini. Namun, kehidupan di dunia, katanya, bukanlah tujuan utama. Sang ustaz menyitir ajaran Nabi Muhammad SAW, bahwa orang yang paling mulia bukanlah yang paling tinggi pendidikannya atau paling maju teknologinya, melainkan mereka yang senantiasa ingat akan kematian dan mempersiapkan diri untuk akhirat.Jumat, 18 Oktober 2024,

Lalai dalam Kehidupan Dunia

"Masyaallah, Muslimin," serunya, "banyak dari kita yang terlena dengan kehidupan dunia. Kita terpesona dengan segala sesuatu yang ada di sekitar kita—benda-benda, kemewahan, dan suasana yang membuat kita lupa bahwa kita hanya sebentar di dunia ini." Ucapan ini seolah menyentuh relung terdalam hati jemaah yang mendengarnya.

Ia menggambarkan kehidupan dunia sebagai perjalanan dengan kendaraan. "Kita menaiki kendaraan bukan untuk tinggal selama-lamanya, tapi untuk menuju tujuan tertentu," jelasnya. Kehidupan ini hanyalah jalan menuju akhirat. Tatkala kita mencapai tujuan, kita akan turun dari kendaraan dunia ini dan beralih ke kehidupan yang abadi.

Kepatuhan Malaikat, Refleksi bagi Manusia

Tak hanya mengingatkan tentang pentingnya mengingat kematian, sang ustaz juga menekankan tentang ketaatan para malaikat yang diciptakan Allah. "Ada malaikat yang diciptakan dalam keadaan sujud, ada yang dalam rukuk, ada yang berdiri sejak awal penciptaannya," katanya. Namun, meskipun mereka senantiasa beribadah, ketika hari kiamat tiba, para malaikat tersebut akan mengangkat kepala mereka dan berkata kepada Allah, "Sesungguhnya kami belum beribadah kepada-Mu sebagaimana seharusnya."

Pesan ini mengandung makna yang dalam, yaitu bahwa bahkan makhluk yang paling taat sekalipun merasa bahwa mereka belum memenuhi kewajiban mereka kepada Allah dengan sempurna. Lalu, bagaimana dengan manusia yang sering lalai dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah?

Kesadaran yang Harus Dijaga

Ceramah Jumat tersebut menjadi pengingat bagi seluruh jemaah bahwa kita harus senantiasa menjaga kesadaran akan tujuan hidup yang sejati—yaitu akhirat. Sang ustaz menutup ceramahnya dengan doa agar Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk kepada umat-Nya untuk tetap berada di jalan yang benar dan tidak terlena dengan gemerlap dunia.

Suasana masjid menjadi hening ketika sang ustaz menutup ceramahnya. Jemaah tersentuh oleh pesan yang mendalam tentang pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan yang abadi. Tepat di penghujung ceramah, sang ustaz mengingatkan, "Jangan sampai kita terlena, karena dunia hanyalah persinggahan, dan akhiratlah tempat kita kembali."

Dengan penuh kesadaran, jemaah mengakhiri salat Jumat dengan perasaan yang lebih peka terhadap tujuan hidup yang hakiki. Ceramah yang disampaikan di Masjid Piaman pada hari itu bukan hanya menjadi pengingat, tetapi juga sebuah panggilan untuk membenahi diri demi kehidupan yang kekal


**Afridon


Posting Komentar

0 Komentar