Afridon Jurnalis Gigih di Tengah Sakit Demi Publik

Afridon adalah sosok jurnalis yang dikenal gigih dan berdedikasi tinggi

Pariaman,Editor - Afridon adalah sosok jurnalis yang dikenal gigih dan berdedikasi tinggi. Sebagai biro jurnalis Kota Pariaman untuk Beritaeditorial.com, ia tak pernah lelah menyajikan informasi yang penting bagi publik. Namun, perjuangannya kali ini berbeda karena ia harus menanggung kondisi tubuh yang tidak sehat di tengah tugasnya. Pada Minggu, 3 November 2024, ia mulai merasakan gejala flu dan demam setelah menghadiri pesta keluarga di gedung serba guna Polda Sumbar, di mana ia sempat menikmati es krim yang disajikan dalam acara tersebut.

Keesokan harinya, Afridon melanjutkan tugas investigasinya di SD 02 Barang Anai, Kecamatan Batang Anai. Selama dua hari, ia memeriksa berbagai informasi yang diperlukan, meskipun tubuhnya terus melemah. Afridon tak mengeluh. Baginya, tanggung jawab untuk menyampaikan informasi kepada publik lebih penting daripada keluhannya atas kesehatan yang mulai menurun.

Hari Selasa, ia menghadiri rapat redaksi bersama pimpinan redaksi Suci, Butet, Nal Koto, dan Tin. Setelah rapat, cuaca yang buruk dan hujan deras memaksanya berhadapan dengan kondisi fisik yang semakin memburuk. Malam itu, ia kembali kehujanan dalam perjalanan pulang, yang membuat tubuhnya semakin letih dan demam makin tinggi.

Afridon kemudian memutuskan untuk beristirahat sejenak di sebuah warung kaki lima di Balai Baru, Pasar Usang, Padang Pariaman. Selama dua jam, ia tertidur pulas meski kondisi tubuhnya kian melemah. Hawa dingin dan flu semakin mengganggu, namun dedikasinya tak surut.

Pukul 22.30, Afridon bergegas menuju Kota Tabuik, tepatnya ke kantor PWI Kota Pariaman, meski hujan deras tak kunjung reda. Dengan kondisi tubuh yang basah kuyup, ia tiba di kantor PWI sekitar pukul 23.56. Di sana, ia bertemu dengan Roskiman  rekan seprofesi yang memahami kondisinya. Setelah membersihkan diri, Afridon beristirahat sejenak di kantor PWI, menggunakan selimut tebal dan minum obat untuk menenangkan tubuhnya yang semakin lemah.

Malam itu, di tengah kesakitan dan demam yang melanda, Afridon tetap berusaha menjalankan tugasnya sebagai seorang jurnalis. Baginya, dedikasi dan tanggung jawab terhadap masyarakat adalah segalanya, bahkan ketika tubuhnya membutuhkan istirahat. Afridon adalah contoh nyata bahwa jurnalisme bukan sekadar profesi, tetapi juga pengabdian kepada publik yang harus dijalani dengan ketulusan dan semangat yang tak pernah padam


**tim

.

Posting Komentar

0 Komentar