John Kenedy Azis dan Rahmat Hidayat |
Padang,Editor-Sebuah acara penting digelar di Ballroom Hotel Truntum Padang, Sumatera Barat, yang mengundang perhatian banyak piha debat publik antara pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman.diselengara KPU Padang Pariaman
John Kenedy Azis dan Rahmat Hidayat. Acara ini bukan sekadar ajang formalitas, tetapi juga sebuah panggung untuk menguji kompetensi, menyampaikan visi, dan menggali ide-ide untuk masa depan daerah.kamis 21 November 2024
Visi dan misi yang disampaikan oleh pasangan calon ini jelas berfokus pada perubahan positif untuk Padang Pariaman. Mereka berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi daerah, terutama dalam sektor pertanian, kelautan, dan pariwisata. John Kenedy Azis menegaskan pentingnya mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui peningkatan sektor-sektor vital ini. Salah satu prioritas utama mereka adalah perbaikan infrastruktur, seperti jalan dan jembatan, yang diharapkan dapat mendukung percepatan pembangunan di daerah ini.
Selain itu, pasangan ini juga menyoroti pentingnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai langkah untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas. Mereka percaya bahwa dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan, masyarakat Padang Pariaman dapat lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja yang semakin kompetitif. John Kenedy Azis juga mengungkapkan bahwa optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan menjadi fokus utama, agar pemerintah daerah tidak bergantung hanya pada dana transfer dari pusat.
Namun, meski debat ini diharapkan menjadi ajang untuk menggali lebih dalam program dan solusi, suasana debat kali ini terasa agak berbeda. Alih-alih menyampaikan visi secara konkret, debat sering kali berubah menjadi ajang saling serang antar pasangan calon. Mereka lebih sibuk mengkritik dan saling menyudutkan, ketimbang memaparkan solusi yang jelas dan terperinci untuk mengatasi persoalan yang ada.
Salah satu momen yang cukup menggelitik adalah ketika kedua pasangan calon saling mempertanyakan kebijakan yang mereka buat sendiri. Hal ini justru menimbulkan kesan bahwa mereka tidak memiliki persiapan matang dan lebih terfokus pada serangan politik, bukan pada penyampaian ide yang konstruktif. Dalam sebuah debat, seharusnya publik melihat visi yang jelas, bukan sekadar unjuk kekuatan retorika.
Meski demikian, debat ini tetap memiliki makna penting bagi para pemilih. Di tengah keterbukaan informasi yang semakin pesat, publik tidak lagi mudah terpengaruh oleh janji-janji manis di baliho atau iklan kampanye. Mereka menginginkan bukti nyata, ketulusan, dan kemampuan para calon untuk memberikan solusi nyata bagi masalah yang dihadapi masyarakat.
Debat publik ini bukan hanya soal siapa yang menang atau kalah, tetapi lebih kepada siapa yang dapat meyakinkan publik dengan komitmen dan kemampuan. Masyarakat Padang Pariaman pun kini memiliki kesempatan untuk menilai calon mereka secara langsung, dengan mempertimbangkan gaya bicara, bahasa tubuh, serta sikap mereka selama debat.
Akhirnya, meski debat tidak selalu menentukan kemenangan, bagi pemilih yang belum menentukan pilihan, debat publik ini bisa menjadi bahan pertimbangan yang berharga. Sebab, di era media sosial dan keterbukaan informasi seperti sekarang, kredibilitas calon lebih dari sekadar kata-kata manis. Pemilih, terutama generasi muda yang lebih kritis, pasti menginginkan pemimpin yang tidak hanya pandai berbicara, tetapi juga memiliki kapasitas dan integritas untuk membawa Padang Pariaman menuju masa depan yang lebih baik
**Afridon
0 Komentar