Dugaan ini mencuat setelah informasi mengenai ijazah almarhum Mantari, dengan nomor induk 703 dan STTB 0731 39 97 349, beredar. Mantari, yang lahir pada 1 Januari 1971 |
Padang Pariaman,Editor — Emantaris SPd, seorang guru yang saat ini menjabat sebagai wali kelas I di SD 16 IV Koto Aur Malintang, Padang Pariaman Sumatera Barat , membantah keras tudingan bahwa ia menggunakan ijazah milik almarhum Mantari, yang merupakan seorang siswa lulusan SMP Aur Malintang pada tahun 1987/1988 Kamis 14 November 2024
Dugaan ini mencuat setelah informasi mengenai ijazah almarhum Mantari, dengan nomor induk 703 dan STTB 0731 39 97 349, beredar. Mantari, yang lahir pada 1 Januari 1971 dan merupakan putra Lambau, memiliki beberapa teman satu angkatan, yaitu Yarmias, Mariani, dan Irmansyah. Ijazah tersebut diduga dipergunakan oleh Emantaris, yang memiliki nama serupa dan saat ini berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan NIP 19710101 2006 2029.
Dalam klarifikasinya, Emantaris yang dikenal akrab sebagai "Ibu Rayo" di lingkungan sekolah, menegaskan bahwa tuduhan ini tidak benar. Ia mengaku tidak pernah menggunakan ijazah almarhum Mantari dalam perjalanan pendidikannya. “Saya tidak pernah menggunakan ijazah orang lain, apalagi milik almarhum. Dari SD hingga PGSD, nama saya selalu tercatat sebagai Emantaris,” ujarnya.
Emantaris menjelaskan riwayat pendidikannya: ia lulus dari SD Lancang pada tahun 1982, melanjutkan ke SMP 1 Aur Malintang pada tahun 1985 (dulu dikenal sebagai SMP Standar), dan meneruskan pendidikan ke PGSD Rimbo Bujang di Provinsi Jambi. Ia juga pernah mengikuti pendidikan di Universitas Terbuka dengan lokasi kampus di Sungai Sarik, Padang Pariaman.
“Saya sudah menjadi PNS selama 18 tahun. Awalnya, saya tenaga honor pada 2003, di SD 16 IV Koto Aur Malintang, lalu diangkat menjadi PNS pada 2006. Jika memang ada keraguan tentang ijazah saya, mengapa baru sekarang dipermasalahkan?” tambah Emantaris dengan nada heran.
Sebagai seorang guru yang telah mengabdi selama puluhan tahun, Emantaris menegaskan bahwa ia tidak akan mengorbankan integritasnya dengan menggunakan ijazah milik orang yang telah meninggal. "Saya adalah seorang pendidik, dan saya tidak akan pernah memutar balikkan fakta demi kepentingan pribadi," tegasnya lagi.
Emantaris berharap agar isu ini segera diluruskan dan nama baiknya dipulihkan dari tuduhan yang tidak berdasar
**
0 Komentar