pembangunan fasilitas di SDN 02 Batang Anai padang pariaman |
Padang Pariaman ,Editor – Rehabilitasi dan pembangunan fasilitas di SDN 02 Batang Anai yang digagas oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Padang Pariaman kini berada di tengah perhatian publik. Proyek bernilai lebih dari Rp 1 miliar ini mencakup rehabilitasi ruang kelas, pembangunan perpustakaan, dan laboratorium komputer. Namun, dengan sisa waktu kurang dari tiga minggu, proyek yang dijadwalkan selesai pada 19 November 2024 baru mencapai 67 persen dari target progresnya.
Dalam wawancara di lapangan, Aseng, mandor CV. Lalang Perdana selaku kontraktor pelaksana, mengklaim progres proyek sudah mencapai 75 persen. Namun, Novera Gusti, SE., MM., Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan (PPTK), menyanggah hal ini. Menurutnya, laporan terakhir menunjukkan bahwa pekerjaan baru berjalan 67 persen, dan Disdikbud bahkan harus mengeluarkan Surat Peringatan Kedua (SP-2) untuk mendesak percepatan pengerjaan.
Kendala di Lapangan dan Permasalahan Kualitas
Selain kendala waktu, tim media menemukan beberapa masalah teknis yang berpotensi memengaruhi kualitas bangunan. Proses pengadukan semen dan pasir, misalnya, dilakukan tanpa standar pencampuran yang memadai. Selain itu, penggunaan pasir berkualitas rendah terlihat mengancam daya tahan struktur. Tidak hanya itu, sebagian pekerja juga tampak tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sebenarnya telah dianggarkan, sehingga memunculkan pertanyaan seputar pengawasan di lapangan.
Fafdal Andrianos, Kabag Administrasi Pembangunan dan anggota tim teknis proyek, menyoroti pentingnya peningkatan tenaga kerja dan jam kerja untuk mengejar ketertinggalan progres. Ia juga menekankan perlunya kehadiran konsultan pengawas secara lebih intens untuk memastikan kualitas pekerjaan di lapangan.
Reaksi PPK dan Tanggapan Kontraktor
Dedi Spendri, Kepala Bidang Pembinaan SD sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek ini, menegaskan bahwa jika progres tetap tertinggal, perpanjangan waktu dengan denda akan diterapkan sesuai ketentuan. "Kami akan bertindak tegas sesuai aturan, termasuk memberikan sanksi denda apabila keterlambatan terjadi," ujar Dedi.
Namun, kontraktor menilai situasi ini disebabkan oleh sejumlah faktor eksternal yang memengaruhi keterlambatan, termasuk cuaca dan kendala teknis di lapangan. Mereka optimis dapat menyelesaikan proyek sesuai waktu kontrak.
Menghadapi Batas Waktu: Tantangan Akhir
Dengan sisa waktu hanya dua minggu, proyek ini menghadapi tekanan besar untuk mencapai target tepat waktu dan sesuai standar kualitas yang diharapkan. Perbedaan pandangan dan kendala teknis di lapangan menjadi tantangan yang perlu segera diatasi. Untuk itu, komunikasi dan koordinasi antara Disdikbud, kontraktor, dan tim pengawas sangatlah penting agar proyek ini bisa rampung tanpa perlu perpanjangan yang signifikan.
Kasus proyek SDN 02 Batang Anai ini menjadi contoh penting tentang kompleksitas dalam rehabilitasi fasilitas pendidikan. Ini bukan hanya persoalan anggaran, melainkan juga membutuhkan komitmen, pengawasan, dan sinergi antar-pihak demi terciptanya mutu pendidikan yang lebih baik bagi para siswa
**tim
0 Komentar