Warung kopi lubuk lasih Rabu 27 Novbaer 2024 |
Solok,Editor- sebuah warung kopi sederhana di kawasan Lubuk Lasih, Kabupaten Solok, tampak seperti tempat biasa. Harga kopi yang ramah di kantong, hanya Rp5.000 per gelas, menjadi daya tarik bagi warga sekitar. Namun, di balik kesederhanaannya, terdapat kisah gelap yang mengusik nurani.Rabu, 27 November 2024, di tengah teriknya siang pukul 12.50 WIB
Warung ini bukan sekadar tempat menikmati kopi. Dua pelayan, S (30) dan D (33), melayani pengunjung dengan senyuman hangat, namun aktivitas mereka tak berhenti di balik meja. Menurut sumber yang enggan disebutkan, warung tersebut diduga menjadi kedok bagi praktik prostitusi. Tarif layanan yang ditawarkan sebesar Rp150.000 untuk setiap transaksi. Dua kamar kecil di dalam warung, lengkap dengan kamar mandi, menjadi tempat eksekusi layanan tersebut
Peran Bos Mucikari dan Jaringan Terselubung
K wanita asal Jambi yang disebut-sebut sebagai pemilik warung sekaligus mucikari, menjalankan bisnis ini dengan rapi. Selain mengelola aktivitas di warung, K juga pandai memasak, menjadikannya sosok yang tampak ramah di mata masyarakat sekitar. Namun, K memiliki sisi lain—ia adalah otak di balik perekrutan dan pengelolaan para pekerja seks komersial yang bertugas sebagai pelayan di warung tersebut.
“Adiak yang punya warung remang ini adalah Mbak K” ujar D saat dikonfirmasi.
Dugaan Pelibatan Oknum
Lebih mengejutkan, keberadaan warung ini diduga aman dari penggerebekan karena adanya perlindungan dari seorang oknum . Saat dikonfirmasi terkait aktivitas tersebut, D dengan tenang menyebut bahwa warung ini mendapat “beking” dari oknum tersebut.
“Aman, Pak B bilang warung ini dilindungi oleh Oknum tadi ” tambahnya.
Respons Warga dan Tantangan Penegakan Hukum
Keberadaan warung seperti ini menjadi ironi di tengah upaya pemerintah dan masyarakat untuk menjaga moralitas dan tata tertib sosial. Warga sekitar yang mengetahui aktivitas tersebut memilih diam karena takut akan ancaman atau balasan. Situasi ini menimbulkan tantangan besar bagi aparat penegak hukum untuk bertindak tegas tanpa memandang status atau jabatan.
Meski informasi ini belum dikonfirmasi sepenuhnya oleh pihak berwenang, keberadaan dugaan praktik semacam ini menuntut investigasi mendalam dan tindakan cepat. Jika benar ada pelibatan oknum aparat, maka kasus ini menjadi catatan kelam yang mencederai kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara.
Lubuk Lasih, dengan keindahan dan kesederhanaannya, pantas mendapatkan perhatian yang lebih baik. Warung kopi sederhana seharusnya menjadi tempat berkumpul dan berinteraksi positif, bukan sarang aktivitas ilegal. Diharapkan, pihak berwenang segera bertindak untuk menegakkan hukum dan mengembalikan kepercayaan masyarakat pada keadilan
**
.
0 Komentar