Menghadapi tantangan besar akibat menurunnya debit air dari jaringan irigasi Anai II padang Pariaman Kamis 26 Desember 2024 |
Padang Pariaman,Editor- Puluhan petani di Nagari Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, menghadapi tantangan besar akibat menurunnya debit air dari jaringan irigasi Anai II. Keluhan para petani ini semakin mencuat setelah kerusakan irigasi yang disebabkan banjir besar beberapa waktu lalu hanya mendapatkan perbaikan sementara.
Martoni, Sekretaris Kelompok Tani Sepakat, mengungkapkan bahwa debit air yang mengalir tidak lagi mencukupi kebutuhan sawah petani, memaksa mereka bergantung pada hujan. “Setengah hektar sawah saya baru bisa diolah setelah hujan turun. Hasil panen pun jauh berkurang dari sebelumnya,” ujarnya kepada pada Media Beritaedotorial.com Kamis 26 Desember 2024
Masalah ini tidak hanya berdampak pada petani di Nagari Sintuak, tetapi juga mencakup lebih dari 50 hektar sawah di lima kecamatan, termasuk Nan Sabaris, Ulakan Tapakis, dan dua kecamatan di Kota Pariaman.
Respons Pemerintah yang Belum Memadai
Walinagari Sintuak, melalui Kasi Kesra Fandi, menjelaskan bahwa pihak nagari telah menyampaikan keluhan ini secara tertulis kepada Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman. Namun, hingga kini, belum ada tindakan nyata untuk perbaikan permanen. "Kami berharap segera ada langkah konkret dari pemerintah agar kebutuhan air petani dapat terpenuhi," katanya.
Dewi Maini, Petugas Penyuluh Lapangan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Padang Pariaman, mengonfirmasi bahwa perbaikan sementara telah dilakukan oleh pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang (BWSS-V). Namun, perbaikan tersebut hanya cukup untuk mengalirkan air secara terbatas.
“Perbaikan permanen ini merupakan kewenangan pihak PU. Kami dari Dinas Pertanian hanya mampu menangani jaringan irigasi kecil,” kata Dewi.
Krisis Panjang yang Mengancam Ketahanan Pangan Lokal
Kerusakan irigasi Anai II tidak hanya menjadi persoalan infrastruktur, tetapi juga mengancam ketahanan pangan lokal. Jika masalah ini tidak segera diselesaikan, para petani dikhawatirkan semakin kehilangan pendapatan, dan produktivitas pertanian di wilayah ini akan terus menurun.
Para petani dan pemerintah nagari sepakat, solusi permanen adalah satu-satunya jalan keluar. Namun, akankah suara mereka didengar? Bagi mereka, irigasi bukan sekadar saluran air, tetapi nyawa yang menentukan keberlangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat.
**Afridon
0 Komentar