Pariaman, Editor- korban persetubuhan kini tengah menghadapi cobaan besar melahirkan tanpa jaminan asuransi kesehatan. Keduanya, yang kini berada di bawah pendampingan Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Delima, adalah korban dari kasus yang memilukan.Di Kota Pariaman, Sumatera Barat Senin.27 Januari 2025
Fatmiyeti Kahar, Ketua RPSA Delima, menyebut bahwa satu korban adalah anak berusia 17 tahun yang menjadi korban persetubuhan oleh mantan anggota DPRD. Usia kandungannya kini memasuki tujuh bulan. Sementara korban lainnya adalah remaja yang mengandung akibat perbuatan ayah tirinya yang hingga kini masih buron. Kehamilannya sudah memasuki usia delapan bulan.
Meski RPSA telah memberikan perlindungan, masalah biaya persalinan menjadi momok besar. Kedua korban tidak terdaftar sebagai peserta BPJS. Bahkan, berdasarkan informasi yang diterima pihak RPSA, BPJS kemungkinan tidak menanggung biaya persalinan anak di luar nikah.
"Kami Berjuang di Tengah Keterbatasan"
RPSA Delima sendiri berjalan dengan dana minim. Hanya ada bantuan dari pemerintah Kota Pariaman untuk biaya penyewaan kantor, sementara kebutuhan harian tujuh korban yang mereka dampingi sepenuhnya ditanggung oleh anggota RPSA secara pribadi.
"Kami kewalahan, terutama untuk mempersiapkan biaya persalinan kedua korban ini. Kami butuh bantuan pemerintah dan masyarakat luas," ujar Fatmiyeti, yang akrab disapa Teta Sabar.
Teta menambahkan bahwa pihaknya tengah mencari berbagai opsi untuk memastikan kelahiran kedua bayi ini berjalan lancar. Namun, ketiadaan dana menjadi kendala besar yang terus menghantui.
Harapan untuk Masa Depan
Di tengah segala keterbatasan, Teta menyuarakan harapan agar perhatian lebih besar diberikan kepada korban-korban kekerasan seksual seperti ini. Bukan hanya untuk memastikan proses hukum terhadap pelaku berjalan, tetapi juga untuk mendukung korban yang harus melanjutkan hidup di tengah trauma dan stigma.
"Kami berharap pemerintah dan masyarakat tergerak untuk membantu. Ini bukan hanya soal melahirkan, tetapi juga soal masa depan anak-anak ini," ujar Teta.
**tim
0 Komentar