Laporan Hilang Mandek, Polisi Dikritik Lamban Usut Kasus Mahasiswi

 

Siska Oktavia Rusdi (23)

Padang Pariaman, Editor – Misteri hilangnya dua mahasiswi asal Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman, Siska Oktavia Rusdi (23) atau Cika, dan Adek Gustiana (24), telah menjadi cerita panjang tanpa jawaban pasti. Lebih dari setahun berlalu sejak mereka terakhir terlihat pada 12 Januari 2024, keluarga terus berupaya mencari keadilan, namun mereka menghadapi kekecewaan mendalam akibat lambannya proses penyelidikan.

Di kediaman Cika di Korong Kampung Kampar, Senin  27 januari 2025 , keluarga kedua korban mengungkapkan rasa frustrasi mereka di hadapan media. Dengan wajah penuh harap, Nila Yusnita, ibu Cika, berbicara sambil menahan air mata. “Kami hanya ingin mereka ditemukan, bagaimanapun keadaannya. Kami sudah berjuang ke mana-mana, tapi tidak ada hasil.”

Cika dan Adek dilaporkan hilang sehari setelah meninggalkan rumah. Motor yang mereka gunakan ditemukan 11 hari kemudian di sebuah kebun di Kelurahan Koto Pulai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Temuan ini sempat menjadi harapan, tetapi penyelidikan tidak kunjung membuahkan hasil.

Kritik terhadap Kepolisian
Yeni Murni, bibi Cika, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kepolisian. Ia menyebut laporan kehilangan Cika sudah tidak terlihat di Polsek Batang Anai, sementara laporan Adek masih ada. “Kami merasa diabaikan. Bahkan, tidak ada surat berita kehilangan yang diberikan kepada kami,” katanya getir.

Minimnya pendampingan polisi juga dikeluhkan keluarga. Saat sinyal terakhir ponsel Cika terdeteksi di Padang, keluarga diminta mencarinya tanpa pengawalan. “Kami harus mencarinya sendiri, dan sampai sekarang tidak ada hasil,” ujar Nila dengan nada putus asa.

Nila juga menambahkan bahwa perjuangan mencari Cika sangat berat, apalagi sejak suaminya meninggal dunia akibat stres memikirkan hilangnya putri mereka. “Dia sangat terpukul. Kini, saya harus melanjutkan perjuangan ini sendirian,” katanya lirih.

Jawaban yang Belum Memuaskan
Ketika dimintai klarifikasi, Kanit Reskrim Polsek Batang Anai menyatakan bahwa ia baru menjabat dan belum memahami detail kasus. Namun, rencana wawancara dengan media batal karena panggilan mendadak dari Kapolres. Kapolsek Batang Anai melalui sambungan telepon meminta masyarakat bersabar, dengan alasan kasus ini tengah didalami oleh pihak Polres dan Polda.

Namun, janji tersebut belum cukup menenangkan keluarga. Lambannya proses penyelidikan dinilai tidak sepadan dengan keparahan kasus ini. Keluarga merasa perhatian publik diperlukan untuk mendorong kepolisian lebih serius.

Harapan Keluarga dan Masyarakat
Keluarga besar Cika dan Adek terus berharap ada bantuan dari masyarakat. Informasi sekecil apa pun sangat berarti. “Tolong bantu kami. Kami hanya ingin anak-anak kami ditemukan, meskipun dalam keadaan apa pun,” pinta Nila dengan suara yang bergetar.

Kasus ini menjadi sorotan masyarakat Sumatera Barat, mengundang desakan agar kepolisian segera memberi kejelasan. Misteri hilangnya Cika dan Adek tak hanya menjadi luka bagi keluarga, tetapi juga menjadi pengingat bahwa keadilan sering kali terasa lambat hadir bagi mereka yang membutuhkan.

Apakah titik terang akan muncul? Masyarakat menanti jawaban, sementara keluarga terus berjuang di tengah keterbatasan dan kehilangan yang mendalam.


** tim

Posting Komentar

0 Komentar