Afridon: 50 Tahun, Jurnalis Tangguh yang Diuji Asam Urat

dianjurkan mengonsumsi allopurino
 Diclofenac Sodium dan perbanyak Minum Air Putih 

Pariaman, Editor – Malam  itu, suasana di salah satu rumah makan di Pariaman terasa hangat. Afridon, jurnalis Beritaeditorial.com, ikut serta

da dalam acara buka bersama yang diadakan oleh Kasat Reskrim Polres Pariaman, Iptu Rianto Alwi, bersama para Kanit dan jurnalis liputan kepolisian. Canda tawa mengiringi hidangan khas Minang yang tersaji. Rabu 19 Maret 2025

Namun, Afridon merasakan sesuatu yang mengganggu. Kaki kirinya mulai terasa berat dan bengkak. Ia mengingat kembali kebiasaannya mengonsumsi teh telur—minuman khas  (Jakarta-Bandung) beberapa waktu lalu. “Mungkin ini efek dari makanan dan minuman yang kurang terkontrol,” pikirnya.

Serangan Asam Urat yang Menyiksa

Keesokan harinya, kamis  20 Maret 2025, rasa sakit di kakinya semakin parah. Ia bahkan kesulitan untuk berjalan. Diagnosa dokter menyatakan kadar asam uratnya melonjak tinggi. Rasa nyeri yang menusuk membuatnya tak bisa beraktivitas, bahkan menulis berita pun terasa mustahil.

"Asam urat ini benar-benar menghambat. Saya tak bisa bekerja, padahal tugas menanti," ujar Afridon, menghela napas.

Mencari Obat dan Solusi

Dokter menyarankan beberapa pilihan obat untuk meredakan nyeri dan mengontrol kadar asam uratnya. Afridon diberikan kolkisin untuk mengatasi serangan akut, serta NSAID untuk meredakan peradangan. Jika kondisi tak kunjung membaik, dokter mempertimbangkan pemberian kortikosteroid.

Untuk jangka panjang, Afridon dianjurkan mengonsumsi allopurinol atau febuxostat, agar kadar asam uratnya tetap stabil dan serangan tidak berulang. Selain itu, ia harus mengubah pola makan: menghindari jeroan, seafood, dan daging merah, serta memperbanyak air putih agar tubuh lebih mudah membuang kelebihan asam urat

Perjuangan Melawan Penyakit

Meski sakit luar biasa, Afridon tetap berusaha bangkit. Ia menyadari bahwa kesehatan adalah aset utama bagi seorang jurnalis. “Kalau tidak sehat, bagaimana bisa bekerja?” katanya sambil tersenyum tipis.

Kisah Afridon adalah cerminan perjuangan banyak pekerja lapangan yang sering mengabaikan kesehatan. Tuntutan kerja yang tinggi, pola makan tak teratur, serta kurangnya istirahat bisa menjadi pemicu berbagai penyakit.

Kini, Afridon lebih bijak dalam menjaga kesehatannya. Meski masih harus beradaptasi dengan pola hidup baru, ia bertekad untuk kembali aktif di dunia jurnalistik, tetap berkarya, dan melawan asam urat yang mencoba membatasinya.


**Afridon


Posting Komentar

0 Komentar