Di Tengah Kesibukan, Tiga Jurnalis Ini Temukan Kedamaian di Ramadan


tiga jurnalis asal Kota Pariaman—Syamsul Bahri, Abdul Saril, dan Afridon

Pariaman, Editor – Cahaya matahari siang menyelinap lembut melalui jendela Masjid Darul Ma’arif di Kampung Balacan, Kelurahan Kampung Pondok II, Kecamatan Pariaman Sumatera Barat Hawa Ramadan yang sejuk terasa menyelimuti hati, membawa ketenangan bagi para jamaah yang khusyuk dalam ibadah.minggu 2 Maret 2025

Di antara mereka, tiga jurnalis asal Kota Pariaman—Syamsul Bahri, Abdul Saril, dan Afridon—mengisi siang hari kedua puasa dengan menunaikan shalat Zuhur berjamaah. Dalam kesehariannya yang dipenuhi dinamika dunia jurnalistik, momen ini menjadi jeda spiritual yang begitu berharga.

Seusai shalat, mereka berbincang ringan, saling mengingatkan tentang arti Ramadan dan keutamaan memperbanyak ibadah. Bagi mereka, masjid bukan sekadar tempat menunaikan kewajiban, tetapi juga ruang refleksi dan mempererat ukhuwah Islamiyah.

Momen yang paling mencuri perhatian adalah saat Abdul Saril mengumandangkan azan. Suaranya yang merdu dan bergetar penuh penghayatan menggema di dalam masjid, menggetarkan hati para jamaah.

"Suara azan Abdul Saril benar-benar membuat kami terdiam. Ada ketenangan yang sulit dijelaskan," ujar Syamsul Bahri dengan mata berbinar.

Di tengah derasnya arus informasi dan tuntutan pekerjaan yang tiada henti, ketiga jurnalis ini tetap berusaha menjaga keseimbangan antara tugas dunia dan kewajiban akhirat. Ramadan bagi mereka adalah waktu untuk kembali menyelami makna hidup, menemukan ketenangan dalam sujud, dan berbagi hikmah dalam kebersamaan.

Masjid Darul Ma’arif hari itu bukan hanya menjadi saksi lantunan azan yang syahdu, tetapi juga semangat yang terus menyala di hati mereka. Ramadan mengajarkan bahwa dalam kesibukan apa pun, ada waktu yang harus disisihkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Dengan langkah mantap, ketiganya meninggalkan masjid, membawa semangat ibadah yang lebih kuat. Hari itu, di bawah langit Pariaman yang cerah, mereka kembali melangkah sebagai jurnalis—dengan hati yang lebih tenang dan jiwa yang lebih damai.


** Afridon


Posting Komentar

0 Komentar