Menemukan Kedamaian dalam I’tikaf: Pengalaman Pertama di Masjid Baiturrahmah

Mengikuti i’tikaf. pertama Bagi Afridon, seorang jurnalis dari Beritaeditorial
Jumat 21 Maret 2025


Padang,  Editor – Malam itu terasa berbeda di Masjid Baiturrahmah, Jalan By Pass, Padang. Suasana tenang dan penuh kekhusyukan menyelimuti para jamaah yang mengikuti i’tikaf. Bagi Afridon, seorang jurnalis dari Beritaeditorial, ini adalah pengalaman pertamanya menjalani i’tikaf. Lebih istimewa lagi, ia membawa serta keluarganya untuk merasakan keberkahan sepuluh malam terakhir Ramadan.jumat 21 Maret 2025

Afridon duduk bersila di sudut masjid, Al-Qur’an terbuka di hadapannya. Bacaan surat yang panjang dari imam mengalun merdu, membawa ketenangan dalam hati. "Ada rasa damai yang sulit dijelaskan," ujarnya lirih. "Selama ini, kesibukan dunia sering kali menyita perhatian. Tapi di sini, saya bisa fokus sepenuhnya pada ibadah."

Menyelami Makna I’tikaf

I’tikaf adalah momen bagi seorang Muslim untuk menjauh dari hiruk-pikuk dunia dan mendekatkan diri kepada Allah. Di masjid, tanpa gangguan pekerjaan atau media sosial, seseorang dapat lebih khusyuk dalam shalat, membaca Al-Qur’an, dan berzikir.

Menurut Afridon, pengalaman ini mengajarkannya banyak hal. "Saya jadi lebih memahami pentingnya muhasabah diri, mengevaluasi perjalanan hidup, dan memperbaiki hubungan dengan Allah," katanya.

Tidak hanya itu, suasana masjid yang damai juga memberikan ketenangan batin. Tanpa tekanan rutinitas harian, hati terasa lebih ringan. "Biasanya kita selalu terburu-buru dalam segala hal, termasuk ibadah. Di sini, saya belajar menikmati setiap sujud, setiap doa yang dipanjatkan."

Kebersamaan yang Menguatkan

Afridon juga merasakan manfaat i’tikaf dari sisi sosial. Berkumpul dengan jamaah lain yang memiliki tujuan yang sama menciptakan rasa ukhuwah Islamiyah yang erat. "Kami berbagi makanan saat sahur, saling menyemangati dalam ibadah, dan itu terasa sangat berharga," ungkapnya.

Selain itu, i’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadan juga membuka peluang untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. "Malam itu begitu istimewa, dan saya berharap bisa kembali mengalaminya tahun depan," tambahnya.

I’tikaf bukan sekadar menginap di masjid, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang mendalam. Bagi Afridon, ini bukan hanya pengalaman pertama, tetapi juga awal dari kebiasaan baru dalam menata kehidupan yang lebih bermakna.


**Afridon


Posting Komentar

0 Komentar