Macik Sagi dan Arizal Azis Buktikan Cinta Tradisi, Sumbang Rp50 Juta di Pacu Kuda Padang Pariaman


Hadiah Pacu Kuda 

Padang Pariaman, Editor– Derap kaki kuda mengguncang tanah Duku Banyak, Balahan Aie, VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman, pada Minggu 6 April 2025 . Tapi yang lebih mengguncang adalah semangat dan tawa ribuan orang yang tumpah ruah menyaksikan Pacu Kuda Padang Pariaman Cup 2025. Di balik sorotan sorak dan debu pacuan, ada dua sosok yang diam-diam jadi pahlawan Macik Sagi dan Arizal Azis, masing-masing menyumbangkan Rp50 juta demi kejayaan budaya lokal.

Bukan hanya mereka, sejumlah sponsor besar dan kecil ikut serta dalam semangat gotong royong ini, mengalirkan donasi hingga hampir setengah miliar rupiah. Ketua pelaksana Fadly menyebut Bank Nagari sebagai sponsor utama dengan Rp100 juta, diikuti para dermawan dan perusahaan seperti PT Kunango Jantan, PT Dempo Anailand, Iconplus, hingga pengusaha lokal seperti H. Riayan Marzoni.

“Ini bukan sekadar lomba, ini denyut nadi ekonomi rakyat. Dua hari ini, uang yang berputar di sekitar arena pacu ditaksir mencapai Rp5 miliar,” ujar Fadly dengan bangga. Ia menyampaikan itu sambil tersenyum, bahkan menyebut panitia tetap bersemangat meski "belum kaos Bank Nagari pun kami jalan terus."

Tak kurang dari 40 ribu orang memadati area pacu. Warga datang bukan hanya untuk menonton kuda berlari. Di sana ada pedagang nasi goreng keliling, penjual mainan anak-anak, bahkan wahana bianglala mini. UMKM lokal panen rejeki. “Laku bana, alhamdulillah!” seru seorang pedagang soto dari Nagari Sungai Sariak.

Bupati Padang Pariaman, Jonh Kenedy Azis, pun tersenyum sumringah. Ia mendapat pujian langsung dari Gubernur Sumatera Barat, yang hadir memberi dukungan penuh. “Inilah bukti kepemimpinan yang tidak lupa pada akar budaya,” ujar sang Gubernur dalam sambutan yang disambut tepuk tangan meriah.

Sebagai kejutan, diumumkan bahwa Gubernur Cup 2025 akan digelar di Padang Pariaman pada Oktober mendatang.  meski dana APBD belum diketuk. Tapi semangat masyarakat telah lebih dulu bergerak.

Satu catatan menarik datang dari wartawan senior, Yuzal Efendi, yang menyentil rekan seprofesi. “Ini bukan sekadar liputan. Ini harusnya jadi perayaan bersama. Kalau datang hanya untuk cari berita, kamu ketinggalan makna sesungguhnya.”

Benar, pacu kuda bukan hanya perlombaan. Ia adalah denyut tradisi, kebersamaan, ekonomi rakyat, dan semangat yang tak pernah padam. Dan di tengah debu yang mengepul dan kuda yang berpacu, satu hal menjadi pasti: kita semua sedang berpacu bersama menuju masa depan yang lebih bersemangat


**Afridon


Posting Komentar

0 Komentar