![]() |
Kepala Dinas PUPR Padang Pariaman, El Abdes Marsyam, duduk bersahaja bersama para jurnalis dari Forum Wartawan Parlemen |
Padang Pariaman Editor— Siang itu, Kamis 24 April 2025, semilir angin pantai Sunur menyusup ke sela-sela bangku kayu di Warung Ibu Des, Rombio. Aroma kopi hitam, gulai jengkol, dan teh telur hangat saling bertukar peran, menciptakan suasana akrab yang jauh dari kesan formal. Tapi justru di tempat sesederhana inilah, diskusi besar tentang masa depan Padang Pariaman berlangsung hangat lebih dari sekadar pertemuan, ini adalah ruang kolaborasi.
Warung kecil itu mendadak menjadi titik temu strategis. Kepala Dinas PUPR Padang Pariaman, El Abdes Marsyam, duduk bersahaja bersama para jurnalis dari Forum Wartawan Parlemen. Tak ada meja bundar resmi, tak ada pendingin udara. Hanya meja panjang, cangkir-cangkir berembun, dan tawa lepas yang membalut diskusi kritis.
“Media itu mitra strategis. Tanpa mereka, suara pembangunan bisa saja sunyi,” buka El Abdes sambil menyeruput kopi. Ia mengawali dengan apresiasi, lalu menukik tajam ke pokok diskusi: gotong royong akbar di Ulakan Tapakis yang berlangsung 19–20 April lalu.
Gotong royong itu bukan sekadar kerja bakti. Sepuluh alat berat dikerahkan—tanpa satu rupiah pun dari APBD. Ada kontribusi Komisi XIII DPR RI Arizal Azis, PT Statika, dan dukungan penuh dari masyarakat, TNI, Polri, serta ASN. “Ini simbol sinergi. Semua pihak bersatu untuk satu tujuan: membangun tanpa pamrih,” tegas El Abdes.
Suasana semakin dinamis. Wartawan seperti Yenni Laura, JR Pratama, Zakirman, hingga Afrifon tak ragu melontarkan pertanyaan seputar transparansi anggaran hingga tindak lanjut proyek. Namun, tensi dialog tak pernah meninggi. Justru kian hangat saat El Abdes berjanji: “Saya akan fasilitasi seragam untuk Forum Wartawan Parlemen. Ini simbol kita satu barisan.”
Bagi El Abdes, komunikasi dengan pers bukan soal pencitraan. “Ini soal menjaga kepercayaan. Pers harus kritis, tapi juga ikut menjaga harapan publik,” ujarnya dengan mantap.
Pertemuan ditutup bukan dengan tepuk tangan, tapi dengan santap siang yang membumi: gulai udang, ikan segar, gulai jengkol, dan teh telur hangat. Di meja yang sama, ide-ide besar dan semangat kebersamaan mengalir seperti kuah gulai yang menghangatkan hari.
Dari tempat terpisah, Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis menguatkan pesan El Abdes. “Gotong royong di Ulakan Tapakis itu adalah bukti. Janji kampanye kami bukan sekadar retorika. Dan ini baru permulaan,” katanya.
Hari itu, Warung Ibu Des mencatat sejarah kecil bahwa pembangunan tak selalu lahir dari gedung megah. Kadang, ia bermula dari warung sederhana, secangkir kopi, dan niat tulus untuk membangun bersama.
**Afridon
0 Komentar